SURABAYA, FaktualNews.co – Pria yang sering bersepeda kerap dikaitkan dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Kondisi ini dapat membuat penis sulit mengeras, dan jikalau terjadi ereksi sulit untuk mempertahankannya.
Impotensi juga bisa meredupkan gairah seksual pria. Dari segi medis, anggapan tersebut benar adanya. Namun kondisi ini tidaklah permanen.
Normalnya, ketika duduk, kita akan membebankan berat badan pada tulang duduk (tuberositas iskia). Bagian tubuh ini dikelilingi oleh lemak dan otot-otot dan tidak memiliki organ, saraf, atau arteri. Area ini bisa membantu kita duduk dengan nyaman secara berjam-jam.
Sayangnya, sebagian besar pengendara sepeda membebankan berat tubuh di sadel sepeda yang tidak cukup lebar untuk menopang tulang duduk.
Hasilnya, mereka membebankannya ke area yang terletak di sekitar samping luar perineum. Area ini berbentuk kanal sepanjang ischiopubic rami (struktur penghubung antara tulang duduk dan tulang kemaluan).
Area tersebut mengandung jaringan ereksi, arteri dan saraf ke penis. Tekanan pada area tersebut bisa merusak arteri serta saraf . Padahal, arteri dan saraf tersebut memiliki peranan penting dalam membantu proses ereksi.
Nah, gejala awal yang menandakan arteri dan saraf telah rusak yaitu munculnya sensasi mati rasa atau kesemutan pada area intim pria.
Menurut penelitian, risiko pria mengalami impotensi lebih tinggi ketika bersepeda dalam waktu yang lama, sekitar lebih dari tiga jam tiap minggunya.
Tips Agar Bersepeda dengan Aman
Kaum Adam yang sudah melekat dengan sepeda tidak perlu bersedih hati karena masih bisa, kok, bersepeda tanpa harus mengorbankan kesehatan organ intim. Begini caranya:
Disarankan untuk berhenti bersepeda untuk sementara waktu ketika area perineum sudah terasa sakit atau mati rasa.
Jika mengalami mati rasa atau impotensi selama sekian bulan lamanya, padahal sudah berhenti bersepeda, segera konsultasikan ke dokter.
Bisa jadi kondisi tersebut disebabkan oleh masalah kesehatan yang lainnya seperti gangguan saraf atau penyakit jantung.