FaktualNews.co

Seminggu Jenazah Tertahan di Malaysia, Bisa Pulang Berkat Anggaran Darurat Desa

Peristiwa     Dibaca : 918 kali Penulis:
Seminggu Jenazah Tertahan di Malaysia, Bisa Pulang Berkat Anggaran Darurat Desa
FaktualNews.co/Hatta
Proses pemakaman jenazah TKI asal Jember yang sempat seminggu tertahan di Malaysia.

JEMBER, FaktualNews.co – Jenazah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jember, Imam Hanafi, warga Dusun Ajung Kulon, Desa Ajung, Kecamatan Ajung, tertahan di Malaysia selama sekitar lebih seminggu.

Setelah menggunakan anggaran darurat desa, akhirnya jenazah dapat dipulangkan dan dimakamkan di tempat asalnya.

Diketahui sebelumnya, pria berumur 25 tahun itu bekerja selama sekitar 3 tahun di luar negeri. Kemudian meninggal karena penyakit komplikasi dan sesak napas yang dideritanya. Namun, jenazah tidak bisa segera dipulangkan ke Indonesia, karena terkendala biaya.

“Almarhum ini kerja di Malaysia sekitar 3 tahunan dan belum pernah pulang. Meninggal karena sakit di Malaysia. Tapi sakitnya apa, ada keterangan dari rumah sakit (Malaysia). Tapi saya belum tahu keterangan penyakitnya,” kata Sri Alam, Kepala Desa (Kades) Ajung, saat dikonfirmasi FaktualNews.co, Rabu (8/7/2020).

Terkait riwayat penyakit, Sri Alam mengatakan, almarhum menderita penyakit menahun. “Kalau riwayat penyakitnya itu, sejak lama itu punya penyakit bawaan, sesak napas itu,” katanya.

Ia mengatakan, saat diketahi meninggal, jenazah almarhum langsung disucikan dan disalatkan di rumah sakit Malaysia. Kemudian dimasukkan ke peti, dan tiba di rumahnya lalu dimakamkan. Menurut Sri Alam, jenazah seorang warganya itu sempat tertahan sekitar seminggu di Malaysia.

“Atas inisiatif saya, jenazah dipulangkan dengan menggunakan anggaran darurat desa. Dana sejumlah Rp 13.900.000 untuk biaya di rumah sakit. Kalau untuk transportasi, seperti mobil ambulans, gratis dari pemerintah,” jelasnya.

Sri Alam mengatakan, penggunakan anggaran darurat desa, agar jenazah segera dipulangkan. “Agar cepat, makanya menggunakan anggaran darurat desa itu,” jawabnya. Hanya saja, pihaknya tidak menjelaskan secara detail, dari mana sumber dan berapa anggaran darurat desa yang disiapkan.

Soal proses pemakaman, diakui olehnya tidak menggunakan protocol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Pihaknya meyakini proses pemakaman aman lantaran yang bersangkutan meninggal bukan terjangkit Corona.

“Karena penyakitnya kan bukan Covid-19. Apalagi pihak terkait (Babinsa, Bhabikamtibmas, Disnaker, Muspika dan Kecamatan) sudah ada,” katanya.

Sayangnya, pihak keluarga enggan dikonfirmasi terkait hal tersebut. Pantauan di rumah duka, para pelayat banyak tidak memakai masker. Hanya melakukan cuci tangan setelah mengantarkan jenazah ke pemakaman yang tidak jauh dari rumahnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas