PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Petani Blok Klompang, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, resah. Pasalnya, tanaman jagung yang mereka tanam satu bulan lalu, dimakan atau diserang ulat.
Peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya itu, membuat petani pasrah. Mengingat, insektisida yang disemprotkan, tak mampu membunuh ulat yang belum diketahui nama dan jenisnya tersebut.
Hal tersebut diungkap Nurul Ambiya (50) salah satu petani yang tanaman jagungnya diserang ulat. Ia mengetahui daun tanaman jagungnya digerogoti ulat, minggu kemarin. Awalnya hanya sebagian saja, namun tiga hari kemudian meluas ke hampir seluruh tanamannya. Upaya penyemprot dengan insektisida (pembunuh) sudah dilakukan, hanya saja tak membuah hasil.
Bapak yang tinggal di blok Beberan ini menyebut, sepertiga atau satu iring tanaman jagungnya yang digerogoti ulat. Adapun usianya, belum sampai satu bulan.
“Sudah kami semprot tiga kali. Tapi ulatnya tidak mati,” ujarnya seraya menunjukkan ulat jagung di sawahnya, Minggu (12/7/2020) siang,
Ulat yang belum diketahui nama dan jenisnya tersebut sulit dibasmi, karena bersembunyi di pucuk daun. Dan jika suhu udara dingin (malam dan pagi) keluar memakan daun jagung petani. Nurul Ambiya menyebut, selain dirinya ada beberapa tanaman jagung bernasib sama.
“Belum banyak sih, tapi ini kan merugikan petani. Mudah-mudahan tidak menjalar ke yang lain,” harapnya.
Dijelaskan juga, tanaman jagung yang diserang ulat yakni, yang usianya masih muda. Sedang jagung yang usianya sekitar 2 bulan alias jagung yang sudah berbuah dan berbunga, lolos atau tidak diserang.
“Yang sudah berbunga dan berbuah, nggak dimakan ulat. Nggak tahu kenapa. Mungkin kalau masih muda, daunnya masih lembut,” ujarnya mengira-ngira.
Saat ditanya kerugiannya, pria yang biasa dipanggil Nurul ini mengaku, belum bisa memastikan. Yang jalas, jika jika jagungnya tumbuh normal bisa laku Rp 10 sampai Rp 11 juta per iringnya atau Rp 30 juta per hektarnya. Sedang jagung yang daunnya digerogoti ulat, pertumbuhannya terganggu.
“Jelas rugi, tapi kami belum tahu. Kalau pertumbuhannya tidak normal, hasilnya jelas tidak maksimal. Ya kerugiannya sekitar Rp 4 juta,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan), Sudiman membenarkan, kalau jagung diserang hama ulat. Tak hanya di blok Klompang, Kelurahan Kanigaran, di sejumlah tempat tanaman tersebut bernasib sama. “Dalam sebulan ini banyak yang melapor ke kami, jagung diserang ulat,” ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Satpol PP itu menyebut, ada sekitar 20-an kelompok tani yang sudah melapor jagungnya rusak akibat dimakan ulat. Tak hanya ke kelompok tani Kelompang Jaya, ke kelompok tani lain yang belum melapor diminta segera melapor ke dinasnya.
“Melalui kelompoknya, minta bantuan pestisida ke kami. Nanti kami salurkan ke kelompoknya,” pintanya.