FaktualNews.co

Kabar Duka, Kepala Puskesmas di Lamongan Meninggal Dunia karena Corona

Peristiwa     Dibaca : 778 kali Penulis:
Kabar Duka, Kepala Puskesmas di Lamongan Meninggal Dunia karena Corona
FaktualNews.co/istimewa
Ilustrasi virus corona

LAMONGAN, FaktualNews.co – Seorang dokter yang juga kepala Puskesmas di Lamongan meninggal dunia pada Minggu (12/7/2020) kemarin.

Almarhum adalah dr Arief Agoestono Hadi meninggal dunia karena terpapar virus corona. Sebelumnya sang istri yang juga perawat kesehatan di sebuah klinik, terlebih dahulu meninggal karena sebab yang sama.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lamongan dr Eko Wahyuhono membenarkan jika seorang dokter yang juga anggota IDI Lamongan tersebut meninggal dunia.

“Kami berduka cita mendalam atas wafatnya salah satu anggota IDI Cabang Lamongan pada Minggu, 12 Juli 2020,” kata dr Eko Wahyuhono, Senin (13/7/2020).

Eko mengaku tidak mengetahui persis sebab kematiannya secara langsung, karena tidak ikut merawat. Tapi diakuinya, memang almarhum terkonfirmasi positif Covid-19.

“Awalnya korban dirawat di Lamongan kemudian dirujuk ke Surabaya. Sehari sebelumnya, istri korban bernama Purnomosasi Prihatini juga meninggal dunia karena Covid-19,” ungkap Eko.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Lamongan Taufik Hidayat membenarkan jika almarhum meninggal dunia karena Covid-19. “Betul. Kediaman beliau di Surabaya,” kata dr Taufik Hidayat.

Di sisi lain dr Taufik mengungkapkan jumlah pasien positif yang sembuh saat ini lebih banyak daripada pasien positif yang dirawat.

“Secara akumulatif kemarin tercatat jumlah pasien positif yang sembuh lebih banyak daripada yang dirawat. Meskipun ada penambahan jumlah 4 pasien positif, namun penambahan jumlah pasien sembuh jauh lebih banyak, yakni 10 orang,” ungkap Taufik.

Taufik menyebut total pasien positif di Lamongan 269 orang, 107 pasien dirawat dan 124 lainnya sudah sembuh.

“Tak hanya itu, berdasarkan data epidemiologi dari Pusat Aplikasi Bersatu Lawan Covid yang dirilis tiap minggunya, Kabupaten Lamongan yang sebelumnya berada pada daerah risiko tinggi telah bergeser menjadi daerah risiko sedang,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah