Peristiwa

Diisolasi Dua Bulan, Keluarga Pasien Covid-19 di Jombang Ngadu ke Dewan

JOMBANG, FaktualNews.co –  Sejumlah keluarga pasien Covid-19 di Jombang, Selasa (14/7/2020) ngeluruk ke gedung DPRD setempat.

Kedatangan mereka tak sendiri, namun juga didampingi beberapa aktivis FRMJ (Forum Rembug Masyarakat Jombang).

Mereka bermaksud mengadu ke anggota Dewan menyusul ketidak jelasan masa isolasi yang dialami keluarganya. Rata-rata keluarga pasien tersebut mengaku keluarganya telah menjalani karantina lebih dari sebulan, bahkan dua bulan lamanya.

Namun, sejauh itu mereka tidak pernah mengetahui hasil uji swabnya secara riil. Mereka pun berharap, keluarganya segera diperbolehkan pulang dan beraktifitas seperti biasa di rumah.

Salah satunya diungkapkan Maria Puspita Ningrum, warga asal Kecamatan Peterongan. Maria juga mengakusulitan memenuhi kebutuhan hidup, semenjak suaminya yang berinisial SM diisolasi di Gedung Stikes Pemkab Jombang sejak 22 hari lalu.

Menurut Maria, SM dinyatakan positif corona dan telah diuji swab oleh petugas sebanyak dua kali.

“Dikarantina sejak tanggal 22 Juni 2020 lalu, katanya positif tapi hasilnya tidak pernah ditunjukkan, hanya diberitahu contoh milik orang lain saja. Kan suami saya sehat tidak ada gejala apapun, harapan saya bisa isolasi mandiri dirumah, apalagi suami saya juga tulang punggung keluarga,” ujar Maria.

Selain Maria, FaktualNews.co juga sempat menghubungi salah satu pasien positif covid-19 yang diisolasi lebih dari satu bulan di RSUD Ploso. Keduanya adalah M dan keponakananya seorang mahasiswi berinisial ZKH asal Kecamatan Megaluh.

Tak jauh berbeda dengan keluarga Maria, M dan ZKH juga tidak diijinkan pulang lantaran disebut positif terpapar covid-19. M bahkan sempat menduga, dirinya dan keponakannya sengaja dipersulit untuk pulang lantaran sempat membeber beban biaya pemakamannya keluarganya yang sebelumnya meninggal karena terinfeksi virus corona.

M sendiri merupakan kerabat dari NH (51) perangkat desa yang meninggal dunia akibat terpapar covid-19 beberapa pekan lalu.

“Status awal saya sebenarnya menunggui keponakan ZKM akhirnya saya juga dinyatakan positif, sudah diawab 3 kali, menunggunya lama baru keluar satu yang pertama. Kami disini nggak malah sehat malah stres, harapan kami juga bisa segera pulang dan hasilnya swab nya jelas,” terang M.

“Mungkin apakah karena keluarga kami sempat beberkan soal biaya pemakaman itu, dugaan saya ini, sehingga kami di lama-lamakan disini,” tanya M.

Kedatangan keluarga pasien covid-19 corona ini untuk memenuhi agenda hearing dengan komisi D DPRD Jombang. Hanya saja, agenda hearing dikabarkan sempat ditunda, namun mereka akhirnya ditemui oleh salah satu anggota komisi D, Syarif Hidayatullah.

Sementara, koordinator FRMJ, Joko Fattah Rochim mendesak kepada dewan memfasilitasi keluhan keluarga pasien tersebut. Sehingga penanganan pasien covid-19 ini berjalan  semestinya dan sesuai kaidah yang berlaku.

“Jadi tidak ada hasil rapid yang riil, ini ada diisolasi di gedung indoor satu bulan, ada pula yang dua bulan yang ngadu ke kami, yang di Tanjunggunung itu dijemput di balai desa, diantar suaminya naik sepeda motor. Lalu yang di Pulo ada ibunya positif, tiga anaknya reaktif semua kenapa ini diperbolehkan isolasi mandiri, ini kan tebang pilih namanya,” pungkas Fattah.