FaktualNews.co

Bencana Abrasi di Tempursari Lumajang, 74 Rumah Segera Direlokasi

Peristiwa     Dibaca : 818 kali Penulis:
Bencana Abrasi di Tempursari Lumajang, 74 Rumah Segera Direlokasi
FaktualNews.co/efendi murdiono
Air laut yang naik ke permukiman warga di Lumajang menyebabkan abrasi kian parah.

LUMAJANG, FaktualNews.co-Sedikitnya 74 rumah warga di Kecamatan Tempursari, Lumajang, dalam kondisi mengkhawatirkan karena terus dihantam abrasi.

Pemkab setempat pun berencana melakukan pemindahan atau relokasi rumah-rumah tersebut agar aman dari bahaya laut.

Kasubit Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang Setiawan mengatakan penanganan terkait penyelamatan masyarakat telah dilakukan rapat di tingkat asisten, dengan harapan warga yang terdampak bencana lebih aman.

“Ini dibahas di tingkat asisten. Direlokasi, ini harapannya masyarakat bisa aman, tenang bisa berusaha kembali,” kata Setiawan saat di temui di kantornya, Rabu (15/07).

Rencana pemindahan perumahan warga yang terdampak abrasi akan melibatkan sekitar lima organisasi perangkat daerah (OPD).

Untuk realisasi yang aman bagi perumahan warga tersebut, perlu adanya sinergi antar-OPD terkait.

Disinggung seperti apa imbauan BPBD terhadap warga yang tinggal di garis bahaya pantai, Setiawan menyampaikan warga tidak boleh membangun pada zona bahaya. Yaitu menjauhi bibir pantai dengan jarak minimal 200 meter,

“Yang jelas warga sudah bersiaga dan tidak mendirikan bangunan di bibir pantai,” kata Setiawan.

Realisasi relokasi puluhan rumah tersebut dipastikan tahun 2020. Menurutnya, tinggal eksekusi karena Bupati Lumajang sudah menerima laporan adanya pembangunan rumah warga terdampak.

Setiawan mengaku belum dapat merinci jumlah kerugian terdampak abrasi yang dialami warga. Namun pihaknya terus berupaya secepat mungkin relokasi itu terlaksana.

Kondisi abrasi yang ditaksir meliputi luas sekitar 100 hektare menyebabkan lahan berbagai tanaman warga menjadi laut.

Dibyo salah satu relawan Penanggulangan Bencana menyampaikan untuk mewaspadai air laut pasang atau surut, dilakukan pemantauan, utamanya pada saat malam, karena kondisi tempat mereka tinggal tidak aman dari abrasi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah