JOMBANG, FaktualNews.co – Seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Peterongan, Jombang, Jawa Timur, mengaku kesulitan saat hendak mengurus surat keterangan sehat di Puskesmas Peterongan, Kamis (16/7/2020).
Wanita berinisial PD asal Kecamatan Peterongan tersebut mengaku datang ke Puskesmas setempat sekitar awal bulan Juli ini.
Dia tak sendiri, namun datang bersama anak gadisnya yang besinisial OK. PD bermaksud meminta surat keterangan sehat untuk OK, anaknya. Surat tersebut rencananya akan digunakan OK untuk mendaftar kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya.
Namun, setelah di Puskesmas, OK gagal mendapat surat sehat. Sebab, setelah dilalukan pemeriksaan oleh petugas puskesmas, hasil rapid testnya ternyata reaktif.
Oleh petugas puskesmas, wanita yang membuka usaha warung kopi dirumahnya ini mengaku sempat diminta melakukan tes lanjutan berupa tes swab kepada OK. Jika hasilnya negatif, maka baru surat yang dia butuhkan itu bisa dibuatkan.
Namun, OK menolak dilakukan uji swab, lantaran takut dikarantina dan keinginan kuliahnya gagal karena harus menjalani masa isolasi hingga waktu yang tak bisa ditentukan.
Alhasil, surat keterangan sehat itu gagal mereka dapatkan dan ibu anak itu kemudian pulang dengan tangan kosong.
“Jadi hasil rapid test anak saya itu reaktif, sama bidanmya diminta swab anak saya yang tidak mau takutnya setelah swab dia dikarantina, malah gagal semua rencana kuliahnya,” terang PD.
Tak hanya itu, PD juga mengaku tak dilayani dengan baik, namun justru merasa ditakut-takuti oleh petugas karena menolak dilakukan tes swab. Selain itu, anakknya OK yang merupakan lulusan salah satu SMA Negeri di Jombang ini kini kehilangan semangat mendaftar ke bangku kuliah.
PD berharap, ada toleransi dan kemudahan untuk mengurus surat keterangan sehat ini, sehingga anakknya bisa dengan mulus mendaftar kuliah.
“Surat keterangan sehat ini kan salah satu syarat mutlak untuk bisa mendaftar dibangku kuliah, ini baru mau ikut tes, sekarang anak saya purik (ngambek) enggak mau mendaftar, tapi oleh pihak sekolah SMA sedang diupayakan,” bebernya.
“Sama bidan malah saya ditakuti, nanti kalau tidak mau swab, malah bisa dijemput paksa oleh petugas lho, katanya seperti itu,” tandasnya.
Sementara, hingga berita ini ditulis, Kepala Puskesmas Peterongan, Helena Agustine tidak memberikan respon saat FaktualNews.co mencoba mengklarifikasi informasi itu via ponselnya.