Penyebab Penonaktifan SMPN 3 Paron Ngawi Masih Misteri

NGAWI, FaktualNews.co – Penyebab penonaktifan hingga diaktifkannya kembali SMPN 3 Paron, Kabupaten Ngawi, masih menjadi misteri. Meski pada Rabu 15 Juli 2020 kemarin, Komisi II DPRD Ngawi menggelar ruang dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.

Ketua Komisi II DPRD Ngawi, Gunadi mengatakan, penonaktifan lembaga pendidikan di bawah naungan pemerintah atau negeri, dalam hal ini SMPN3 Paron, seharusnya disertai alasan hingga Surat Keputusan (SK) penonaktifan.

Juga sebaliknya saat sekolah tersebut kembali diaktifkan. Sebab menurutnya, hal tersebut menyangkut aset yang dimiliki sekolah.

“SK tersebut akan menyangkut pertanggungjawaban aset yang ada. Dan harus dikembalikan jika sekolah itu dibuka kembali,” kata Gunadi pada awak media.

Penonaktifan sekolah yang berlokasi di Desa Ngale tersebut diketahui tanpa diterbitkan SK, baik dari Disdik maupun Bupati Ngawi. Sedangkan alasan ditutupnya sekolah tersebut, juga masih menjadi tanda tanya.

Seiring berjalannya waktu, secara tiba-tiba SMPN 3 Paron pada Tahun Ajaran 2020/2021 ini mulai diaktifkan kembali dengan menerima sejumlah 53 peserta didik.

Menurut Gunadi, penonaktifan SMPN 3 Paron terjadi saat Kepala Disdik dijabat Abimanyu, dan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah saat itu dijabat Muhyi. Sehingga, Kadisdik saat ini yakni M Taufiq Agus Susanto tidak banyak mengetahui riwayat hingga SMPN 3 Paron dinonaktifkan, hingga siswanya kemudian di-merger.

Hal tersebut, juga diakui Kadisdik Ngawi, M Taufiq Agus Susanto. Pihaknya mengaku, jika tidak mengetahui riyawat penonaktifan SMPN 3 Paron. Padahal, M Taufiq Agus Susanto ini, saat terjadinya penonaktifan, masih menjabat Kepala SMPN 3 Paron.

“Kalau penutupannya, saya tidak mengetahui karena belum menjabat di sini,” singkat M Taufiq Agus Susanto pada awak media.

Baca Sebelumnya: Soal Dibukanya SMPN 3 Paron Ngawi, Hearing DPRD dengan Disdik Terkesan Tak Serius