NGANJUK, FaktualNews.co – Kerumunan yang mengabaikan phisycal distancing ini terjadi saat para pedagang pasar antre hendak mengambil beras bansos dampak Covid-19 di area kantor Dinas Perindustrian dan Pergadagangan (Disperindag) Kabupaten Nganjuk.
Mereka sempat tertahan berkerumun di depan gerbang karena belum diperbolehkan masuk oleh petugas.
Kerumunan yang mengabaikan phisycal distancing ini tidak hanya terjadi di depan pintu gerbang. Saat berada di depan petugas administrasi, warga juga tidak menghiraukan menjaga jarak sebagaimana seharusnya mengikuti protokol kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Mirisnya, kejadian ini ada di depan para petugas dari disperindag nganjuk. Meskipun sesekali diingatkan oleh petugas, tetap saja petugas tidak mampu membuat warga tertib.
Tidak hanya abaikan phisycal distancing, beberapa warga juga terlihat tidak mengenakan masker. Bukan tidak digunakan, mereka bahkan terlihat tidak membawa masker.
Heni Rochtanti, Kepala Disperindag Nganjuk mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi tentang proses pendistribusian beras bansos yang ternyata menimbulkan kerumunan. Dia berjanji akan lebih memperketat penerapan protokol kesehatan saat pemberian beras bansos ke depannya.
“Sebenarnya kami sudah membagi dua shift (pagi dan siang) untuk kedatangan para penerima beras bansos supaya tidak menimbulkan kerumunan. Tapi ternyata masih ada. Nanti kedepan kami akan evaluasi supaya tidak terjadi (kerumunan) lagi,” kata Heni Rochtanti, Selasa (21/ 07/ 2020).
Data Disperindag Nganjuk, ada sebanyak 4.031 pedagang yang diberi beras bansos dampak Covid-19 sebanyak 20 kg per penerima. Para penerima terdiri dari pedagang pasar, pedagang kaki lima asongan dan pedagang usaha kecil menengah.
Rencananya pemberian beras bansos akan dilaksanakan selama empat kali selama empat bulan. Saat ini sudah pelaksanaannya sudah tahap kedua.