FaktualNews.co

Sepi Pembeli Dirasakan Penjual Kambing Musiman di Kota Probolinggo Jelang Idul Adha

Ekonomi     Dibaca : 844 kali Penulis:
Sepi Pembeli Dirasakan Penjual Kambing Musiman di Kota Probolinggo Jelang Idul Adha
FaktualNews.co/Mojo
Tempat penjualan kambing M Rasat, di Jalan Hayam Wuruk Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Meski hari raya Idul Adha 10 hari lagi, namun pembeli hewan kurban (kambing) tak bertambah, malahan menurun. Kendati demikian, harga kambing tidak ikut turun, bahkan sebaliknya, mengalami kenaikan.

Kenaikannya sekitar 10 persen dari Idul Adha tahun sebelumnya. Hal tersebut diungkap Tomo (63) salah satu pedagang kambing dadakan atau musiman, Rabu (22/7/2020) siang. Lokasi jualannya, di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Dikatakan, naiknya harga bukan penyebab utama pembeli menurun. Pembeli sepi lebih karena diakibatkan pandemi virus Corona yang hingga kini belum berangsur hilang. Bahkan penderitanya kian bertambah.

“Tahun lalu meski harga naik, pembelinya masih banyak. Jauh kalau dibanding dengan sekarang,” ujarnya.

Dari belasan kambing yang dijualnya, pada hari itu hanya laku tiga ekor. Itupun pembeli langganan yang setiap hari raya kurban membeli ke dirinya. Tomo mengaku berjualan kambing pada Senin kemarin atau sudah 3 hari.

“Baru tiga ekor yang laku. Beda jauh dengan hari raya kurban tahun lalu,” tandasnya.

Dibanding hari yang sama di tahun lalu, kambing yang laku sudah belasan ekor, bahkan sudah di atas angka 20-an ekor. Namun, saat ini hanya 3 ekor yang laku ke pembeli langganan. Biasanya, 10 hari menjelang hari raya qurban, ada instansi atau institusi yang datang ke lokasi penjualannya. “Belum ada yang datang ke sini,” katanya.

Solusi dari sepinya pembeli agar jualannya laku, Tomo tidak terlalu banyak mengambil keuntungan. Disebutkan, harga kulak kambing Rp 2,6 juta dibandrol Rp 2,8 juta. Harga tersebut bisa saja turun, jika lama tidak laku.

“Kalau lama nggak laku, Rp 2,7 juta pun kami lepas. Kalau lama, kita rugi dengan pakan dan ongkos jaga,” tambahnya.

Untuk harga kulak kambing yang saat ini Rp 2,6 juta, tahun lalu hanya sekitar Rp 2,3 sampai Rp 2,4 juta. Ada kenaikan harga antara Rp 200 sampai Rp 300 ribu per ekor. Menghadapi sepinya pembeli dan naiknya harga kulak kambing, Tomo pasrah.

“Ya mau gimana lagi. Lha wong kondisinya seperti itu. Kami melihat situasi. Makanya, nggak terlalu banyak kulak kambing,” sambungnya.

Lain lagi dengan pernyataan Muhammad Rasat (27) penjual kambing kurban di utara Tomo, jalan Hayam Wuruk. Warga Kelurahan Wonoasih, Kecamatan Wonoasih ini menyebut, harga jual kambing justru turun.

“Turun harga kulak dan harga jualnya. Kalau yang ini saya jual Rp 3,1 juta. Tahun lalu kambing kayak ini, harga jualnya Rp 3,3 juta per ekor,” sebutnya.

Soal pembeli, M Rasat sama dengan pendapatnya Tomo, yakni menurun. Angka penurunannya menurut Rasat, di atas 20 persen.

Saat ditanya harga kambing yang dijual termurah dan paling mahal Ia menjawab Rp 2 juta dan paling mahal Rp 4 juta.

“Pembelinya sepi. Nggak seperti tahun lalu. Ya sekitar 20 persen turunnya. Makanya, saya tidak berani kulakan banyak,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas