FaktualNews.co

Nasi Uduk Warna Hijau dan Pink Berbahan Alami, Ada di Kota Probolinggo

Kuliner     Dibaca : 1499 kali Penulis:
Nasi Uduk Warna Hijau dan Pink Berbahan Alami, Ada di Kota Probolinggo
FaktualNews.co/Mojo
Indah Mustika (30) saat menunjukkan dua porsi nasi uduk, warna hijau dan pink berbahan alami.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Dari sederetan ruko (Rumah dan Toko) yang ada di Katamso Square, Kota Probolinggo, Jawa Timur, hanya ruko yang ditempati Indah Mustika (30) yang berjualan makanan dan minuman (Mamin).

Produk andalannya adalah nasi uduk. Tapi tidak sembarang nasi uduk. Umumnya, makanan khas Jawa Barat ini berwarna putih. Namun beda dengan bikinan Indah Mustika. Perempuan yang tinggal di jalan Citarum, Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo ini, diberi sentuhan warna pink dan hijau.

Alasannya, ingin tampil beda dengan produk buatan orang lain. Dan tujuan lain ingin memikat hati pembeli. Jurus bisnis pola seperti itu dilakukan perempuan kelahiran Kota Malang ini, karena masyarakat sudah terbiasa melihat dan menikmati nasi uduk warna putih. Tentang rasa dan manfaatnya, jelas beda dengan nasi uduk pada umumnya.

Tak hanya mengenyangkan, tetapi memiliki manfaat dan tak berefek samping. Mengingat, bahan yang digunakan untuk pewarnaan bukan produk kemasan, tetapi diambil dari bahan alami yakni daun suji, pandan dan buah bit.

Untuk nasi uduk warna pink, bahan yang digunakan buah bit. Sedang warna hijau dari daun pandan wangi. “Selain itu, rempah-rempah. Saya rasa pandan dan buah bit, banyak manfaatnya,” aku Mustika.

Cara membuatnya, sama dengan nasi uduk putih, bedanya hanya di pewarnaan. Beras putih dicampur dengan adonan bahan pewarna dan rempah, yang sebelumnya sudah dihancurkan dengan blender. Kemudian diletakkan di atas kompor dan ditunggu beberapa menit hingga masak menjadi nasi.

“Cara buatnya seperti itu. Yang sulit justru warna pink. Kalau ukurannya tidak pas, warnanya tidak pink lagi alias berubah,” ujarnya, Kamis (23/7/2020) siang.

Tentang bahan buah atau umbi bit, diakui awalnya sulit. Namun saat ini sudah mudah dibeli atau didapat di pasar. Sedang untuk daun pandan dan suji, juga mudah didapat.

Soal harga dibandrol Rp 24 ribu per bungkus atau porsi, dan bisa lebih murah. Jika pesan lebih dari 10 bungkus. “Kalau pesan lebih banyak, lebih murah,” tandasnya.

Sementara lauknya, pembeli bisa memilih. Bisa pakai paru, usus sapi, babat, ayam kremes dan orek tempe. Selain menjual produk andalan nasi uduk, Indah Mustika ini juga menjual aneka lalapan, rawon dan sop ayam yang dijual model prasmanan.

Jika hendak membeli atau merasakan masakan perempuan yang belum memiliki momongan ini, tak perlu ke rumahnya. Pembeli bisa langsung ke Ruko Katamso Square, jalan Brgjend Katamso, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. Bisa berangkat sendiri atau menggunakan jasa perusahaan online seperti Gojek atau Grab. “Februari lalu kami menempati ruko ini. Sebelumnya, di rumah. Dijual online,” katanya.

Indah mengaku, sebelum menempati ruko yang diberi nama Dapur Jamilah, ia menempati rumahnya di jalan Citarum. Dirasa prospeknya bagus, kemudian membeli ruko yang kini ditempatinya. Di depan warungnya, terpasang tagline “Juarane Gobatru” yang merupakan singkatan dari Sego Uduk Babat Paru dengan harga mulai Rp 10 ribu.

Saat ditanya pendemi Covid-19, Indah mengaku amat berpengaruh terhadap jualannya. Kalau sebelum pandemi bisa menjual paling tinggi 100 porsi. Namun, sejak ada pandemi berkurang lebih dari 50 persen.

“Kekuatan kami hanya 100 bungkus, karena faktor tenaga. Itu sebelum pandemi bisa 100 porsi. Kalau sekarang antara 20 sampai 30 porsi per harinya,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas
Tags