Positif Covid-19 Meninggal, Satu Warga Pilang Kota Probolinggo Dimakamkan di TPU Setempat
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Satu lagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Probolinggo meninggal dunia, yakni Supiya (52). Perempuan yang tinggal di jalan Flamboyan, RT 3 RW 4 Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan tersebut mengehmbuskan nafas terakhirnya, Senin (27/7/2020) dini hari.
Perempuan yang bekerja di PT South Marine Product (SMP) dulu Scrum itu, jasadnya pada Senin (27/7/2020) sekitar pukul 10.00 WIB dikebumikan. Supiya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) lingkungan setempat, bukan di pemakaman khusus pasien Covid-19 di blok Kopian, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan. Setelah mendapatkan persetujuan dari warga setempat.
Pemakaman dilakukan oleh tim dari RSUD dr Muhammad Saleh menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tak satupun warga yang hadir dalam prosesi pemakaman tersebut karena dilarang diperkenankan masuk ke area pekuburan.
Usai prosesi, Lurah Pilang, Agung mengatakan, Supiya dimakamkan di pemakaman umum, atas permintaan pihak keluarga. Permintaan itu, kemudian dibawa ke pertemuan antara warga setempat, Polresta dan Pemkot. Pertemuan yang diselenggarakan subuh tersebut kemudian menyepakati untuk dikebumikan di pemakaman umum dekat rumah duka.
“Saya dengar info pada subuh. Kemudian kami diskusi karena keluarganya minta dimakamkan dekat rumahnya. Akhirnya disepakati,” ujar Agung.
Di tempat yang sama, Ketua RW 3, Tumino membenarkan pernyataan lurah. Pihak keluarga meminta untuk dimakamkan di sana. Ditambahkan, Supiya merupakan karyawan PT SMP atau Scrum dan sudah lebih 2 bulan tidak masuk kerja.
“Karena sakit. Riwayat sakitnya paru-paru dan jantung. Pokoknya komplikasi. Sakit-sakitan sejak 2 tahun lalu,” katanya.
Karena kambuh, empat hari lalu dibawa ke RSUD dr Mohamad Saleh dan dinyatakan meninggal, Senin pukul 02.00 WIB.
Soal tahlil, Tumino telah berkoordinasi dengan keluarga dan warga. Kesepakatannya, warga tidak boleh tahlil di rumah duka, tetapi di Musala dan dibatasi jumlahnya artaupun di rumah masing-masing.
“Yang tahlil di rumah duka, keluarganya sendiri. Warga tidak boleh ikut tahlil di sana. Tahlil di mushalla. Kalau mau kirim doa, kami persilahkan ke makamnya,” tandasnya.
Terkait lockdown, Tumino mengaku, masih dibicarakan dengan warga. Begitu pula dengan penutupan akses jalan lingkungan. Jika disepakati warga, pihaknya akan melakukan apa yang menjadi keputusan bersama.
“Soal lockdown, masih kita bicarakan. Keputusannya, kami serahkan ke warga,” pungkasnya.