FaktualNews.co

Bansos Sejumlah Warga di Pilang Kota Probolinggo Biarpet

Peristiwa     Dibaca : 800 kali Penulis:
Bansos Sejumlah Warga di Pilang Kota Probolinggo Biarpet
FaktualNews.co/Mojo
Djumaati (64) warga Jalan Mangga RT 3 RW 2, Kelurahan Pilang, Kota Probolinggo, hanya menerima 2 kali bansos berupa beras

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Mencuatnya kasus dugaan bantuan sosial (Bansos) Aslut (Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar), membuat warga Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, khawatir. Utamanya, warga penerima bansos berupa sembako atau uang.

Mereka berfikir, jangan-jangan bantuan mereka masuk di program tersebut. Sehingga bantuannya mandek, karena hanya sebagian kecil yang diterima. Sedang sisanya, tidak tahu jluntrungnya.

Ada sejumlah warga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dibingungkan oleh kartunya sendiri, lantaran bansosnya biarpet (awalnya dapat lalu tak lagi mendapatkan). Pernah menerima, tapi kemudian hilang begitu saja. Bahkan ada yang kartunya hilang, sehingga tidak menerima beras lagi setiap bulan.

Seperti yang dialami Djumaati (64) warga Jalan Mangga RT 3 RW 2, Kelurahan Pilang. Nenek yang hanya memiliki satu anak ini mengaku hanya menerima 2 kali bansos berupa beras yang beratnya 10 kilogram. Setelahnya, hingga kini tidak menerima lagi.

Disebutkan, pada bulan pertama di tahun 2017, Djumaati mengaku mengambil berasnya di Kantor Kelurahan Pilang. Bulan kedua, diterima di rumah Ketua RT 3, kala itu, Andik. Namun, ia tidak bisa mengambil bantuan sembakonya lagi dengan alasan Kartu Keluarga Sejahtera yang dipegangnya, hilang. “Nggak tahu hilang dimana,” katanya, Senin (27/7/2020) pagi.

Perempuan yang kini tinggal sendirian itu, pernah didatangi Karim bersama Ketua RT Andik ke rumahnya. Kala itu, Djumaati melapor ke Kelurahan dan Ketua RT, kalau kartunya hilang. Beberapa hari kemudian, Karim warga Kelurahan Triwung bersama ketua RT Andik mendatangi rumahnya.

“Karim siap membantu. Tapi sampai detik ini, tidak ada kelanjutannya. Saya tidak bisa ambil beras lagi,” katanya.

Mengingat, kartu yang akan dibuat gesek untuk menerima bantuan, tidak ada. Atas kejadian tersebut, Djumaati hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Maklum, ia kebingungan karena tidak ada keluarga dan petugas yang membantu.

“Nggak tahu, apa masih ada atau tidak bantuan beras saya. Ya, mudah-mudahan tetap ada. Karena kami tidak punya penghasilan,” pungkasnya.

Nasib yang sama juga menimpa Bu Biro, tetangga dekat Djumaati. Cucunya yang bernama Ernawati menceritakan, kalau nenek Biro juga memiliki kartu seperti milik Djumaati. Hanya saja, neneknya hanya menerima bantuan beras satu kali, dan setelahnya hingga kini tidak pernah menerima lagi. “Nggak tahu kenapa,” ujarnya.

Saat ditanya kartunya, Ernawati yang berstatus janda ini menjawab, dipegang anaknya yang tinggal di kelurahan lain. Ia juga menyebut, KKS atas nama neneknya menerima dari Lukman Hakim dam Andik, Ketua RT setempat.

“Nenek nggak tahu kalau dapat bantuan. Yang mengantar kartunya, pak Lukman dan pak RT. Ya, kepingin tahu saja. Apakah bantuan nenek saya masih ada, apa sudah habis,” harapnya.

Hal yang sama juga dialami Bu Sati (70), warga RT 2 RW 2 kelurahan sepempat. Bedanya, sejak Januari hingga Juli 2020, Sati telah mendapat bantuan beras 10 kilogram. Sebelumnya, ia tidak mendapat bantuan, meski telah memegang KKS.

“Lupa dah tahunnya, kapan saya dapat kartu ini. Sudah lama. Tapi mulai Januari sampai Juni saya sudah dapat beras 10 kilogram setiap bulan,” akunya.

Sati mengaku, mengambil beras bantuannya di Kelurahan Triwung, setelah didatangi seorang perempuan yang juga berasal dari Kelurahan yang sama. Mereka meminta agar Bu Sati mengambil berasnya di kelurahan Triwung Lor, dekat Hotel Bromo View.

“Ambilnya di dekat Bromo View. Kalau yang Juli, kami belum dapat,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas
Tags