PASURUAN, FaktualNews.co – Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menghantui masyarakat, bahkan bisa mengancam. Meski kasus demi kasus penyakit asal gigitan nyamuk ini, masih bermunculan di pemukiman, namun sepanjang tahun ini tidak sampai merenggut korban jiwa.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, Agus Eko Iswahyudi mengatakan, DBD selama ini menunjukkan grafik penurunan. “Sejak bulan Januari hingga saat ini, tak memicu korban jiwa,” ujarnya, Senin (3/8/2020).
Menurutnya, tren berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat itu, kasus-kasus DBD yang berakhir pada kematian penderitanya.
“Hingga Juni 2020, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pasuruan mencapai 101 kasus. Dari kasus tersebut, semuanya bisa ditangani dan tak ada kematian,” jelasnya
Berbeda dengan 2019 lalu misalnya. Ada 190 kasus DBD yang muncul. Dimana, kasus demi kasus yang muncul pada 2019 itu, menyebabkan dua orang diantaranya meninggal dunia. Bahkan tahun 2018 lalu, kasus yang terjadi mencapai 191 kasus. Dengan jumlah kematian, mencapai empat orang.
Sedangkan pada 2017 lalu, ada 313 kasus, dengan tingkat kematian mencapai 13 orang. Kondisi parah terjadi pada 2016, yakni dengan 764 kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu. Akibatnya, 27 orang meregang nyawa.
“Penekanan pola hidup bersih dan sehat menjadi salah satu faktornya,” ucap dia.
Untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD tersebut, pihaknya meminta pada masyarakat agar berperilaku hidup sehat.
“Penerapan Gemasdarling atau gerakan masyarakat sadar lingkungan, memberi andil dalam meminimalisir kasus dan dampak buruk DBD yang terjadi di masyatakat,” pungkasnya.