FaktualNews.co

Makam Gus Dur di Jombang Masih Ditutup, 14 Bus Warga Garut Gagal Ziarah

Peristiwa     Dibaca : 859 kali Penulis:
Makam Gus Dur di Jombang Masih Ditutup, 14 Bus Warga Garut Gagal Ziarah
FaktualNews.co/syarif abdurrahman
Rombongan Peziarah dari Garut saat melintas di depan asrama putri PP Tebuireng

JOMBANG, FaktualNews.co-Sebanyak 14 bus berisi ratusan peziarah dari Garut, Jawa Barat, gagal ziarah ke makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Cukir, Diwek, Jombang, Jumat (7/8/2020).

Itu karena area makam cucu penbdiri NU, KH Hasyim Asyari tersebut masih tutup, akibat pandemi Covid-19.

Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Teuku Azwani, mengungkapkan ratusan peziarah tersebut belum tahu kalau makam Gus Dur masih tutup.

Ia juga heran, banyak masyarakat tidak tahu info penutupan makam Gus Dur. Padahal kabar penutupan makam Gus Dur sudah banyak beredar, baik di media sosial maupun di media massa mainstream.

“Tadi siang ada peziarah 14 bus rombongan dari Garut, Jawa Barat. Terpaksa tidak bisa masuk, karena masih tutup,” jelasnya.

Menurutnya, Pesantren Tebuireng masih menerapkan penutupan total bagi peziarah dari luar pesantren ke area makam keluarga Pesantren Tebuireng. Ia beralasan karena kasus Covid-19 yang masih tinggi di Jombang.

Selain itu, Pesantren Tebuireng saat ini juga sedang fokus pada penjagaan terhadap ribuan santri yang sudah kembali ke pesantren untuk belajar. Santri tersebut terutama siswa kelas IX dan XII.

“Akhirnya mereka hanya salat di Masjid Ulul Albab (dekat pondok putri) dan doa bersama di situ aja. Karena tetap tidak bisa masuk ke area makam,” imbuh pria asal Provinsi Nangroe Aceh Darussalam ini.

Azwani menjelaskan, antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke makam Gus Dur cukup tinggi. Ia juga sering ditanya langsung maupun lewat telefon oleh masyarakat kapan area makam mulai dibuka.

Hanya saja, Pesantren Tebuireng menurutnya punya pandangan lain. Sehingga tetap menutup sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini.

Kekhawatiran terbesar yaitu terjadi penyebaran Covid-19. Apalagi peziarah datang dari lintas daerah, dan tidak semua menerapkan protokol kesehatan.

“Kemarin juga ada 2 bus dari Semarang mau ziarah. Kejadiannya sama, tetap belum diizinkan,” tandas Azwani.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah