FaktualNews.co

Pasien Dilabeli Positif Covid-19 oleh RSUD Jombang, Keluarga : Kapan Dia Dites Swab?

Peristiwa     Dibaca : 2659 kali Penulis:
Pasien Dilabeli Positif Covid-19 oleh RSUD Jombang, Keluarga : Kapan Dia Dites Swab?
FaktualNews.co/syarif abdurrahman
Surat keterangan hasil tes pcr/swab

JOMBANG, FaktualNews.co – Keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jombang memprotes prosedur rumah sakit dalam menetapkan pasien Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh LA, warga Sumobito yang ayahnya, inisial MAD (66) meninggal di RSUD Jombang dan divonis positif Covid-19 oleh dokter, dengan prosedur yang dinilai tidak transparan.

“Ayah saya masuk RSUD JOMBANG sebagai pasien stroke. Tapi dalam tempo kurang lebih 24 jam, tanpa hasil tes swab, dinyatakan meninggal sebagai penderita Covid-19. Hasil swabnya diberikan terlambat,” jelasnya kepada FaktualNews.co, Sabtu (8/8/2020).

LA menjelaskan, ayahnya masuk Puskesmas Sumobito pada 06 Agustus 2020 sekitar pukul 15:30 WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata rapid testnya reaktif. Kemudian sang ayah dirujuk ke RSUD Jombang.

Di hari yang sama, pasien masuk ke UGD RSUD Jombang sekitar pukul 17:39 WIB. Selanjutnya diperiksa dan ditangani secara standar, seperti infus dan oksigen.

“Ayah memiliki riwayat penyakit utama stroke, sayangnya penyakitnya ini tidak ditangani secara intensif. Pihak RSUD terkesan lebih sibuk dengan proyek Covid-19,” sesal LA.

LA menambahkan, sekitar pukul 02.15 WIB pada 07 Agustus 2020, sang ayah di pindahkan ke ruang isolasi khusus pasien reaktif Covid-19.

Kemudian, pada sorenya sekitar pukul 17.03 WIB ayahnya dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit dengan label sebagai penderita Covid-19.

LA merasa kecewa, ketika ayahnya dinyatakan positif Covid-19. Lebih-lebih saat pihak keluarga meminta hasil tes swab, pihak RSUD Jombang tidak bisa menunjukkan langsung.

Pihak keluarga, kata LA baru menerima hasil swab satu jam kemudian. Dari kertas keterangan tersebut tertulis swab atas permintaan dr Rustam Efendi Teng dan ditandatangani dr Tri Putri Yuniarti. Nomor pemeriksaan 1095187, tanggal 7 Agustus 2020.

Padahal, menurut LA, dari awal masuk UGD sampai pindah ruang isolasi dan hingga 2 jam sebelum wafat, keluarga MAD belum diberi hasil rapid test saat awal masuk RSUD Jombang.

Hal ini yang membuat keluarga curiga ketika dokter tiba-tiba bilang MAD meninggal dunia dalam keadaan positif Covid-19.

Pihak rumah sakit, kata LA, mengklaim sebelumnya sudah melakukan swab. Keluarga yang mendampingi pasien tidak pernah tahu kapan dilakukan tes swab.

“Saya minta bukti otentik rekaman CCTV, biar tahu jam berapa ayah saya dites swab. Namun tidak diberi. Keluarga yang jaga tidak merasa ada tes swab. Setahu saya tes swab itu ambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan pasien. Itu tidak pernah dilakukan,” tegasnya.

Tidaknya hanya itu, LA juga menanyakan ke penjaga pasien sekitar ayahnya terkait tes swab yang dilakukan dokter kepada ayahnya. Semua menjawab tidak pernah melihat.

Menurut LA, lazimnya pemberitahun hasil swab adalah dengan memanggil keluarga pasien dan kemudian keluarga juga dirapid test atau swab serta diminta isolasi mandiri. Namun hal ini tak berlaku pada keluarga LA.

Begitu juga seharusnya, ada izin keluarga sebelum rapid test dan swab. LA berpandangan, komunikasi jelek yang dipertontonkan tim dokter dan perawat RSUD Jombang ini membuat mereka sudah jatuh tertimpa tangga.

Ia mengibaratkan, belum kering air mata atas kehilangan orang yang merawatnya sejak kecil, orang paling disayang, pihak rumah sakit malah memberi beban baru tentang status positif Covid-19 pada ayahnya.

“Kami meyakini kalau bicara surat, bisa direkayasa, semoga tidak terjadi, karena bukankah ini termasuk pemalsuan dokumen dan sanksinya jelas sekali,” tegas LA.

LA berharap, Pemerintah Kabupaten Jombang dalam hal ini Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab dan Dinas Kesehatan Jombang memperhatikan kasus ini.

Ia khawatir bila tak dievaluasi, rumah sakit plat merah ini akan melakukan hal sama lagi pada pasien lain.

“Semoga dengan jalan ini, ada jenjang birokrasi yang lebih tinggi atau pihak yang lebih berwenang meng-audit RSUD Jombang. Bisa jadi pembelajaran bagi masyarakat luas. Semoga ada titik terang dan khalayak terbuka,” tandas LA.

Direktur Utama RSUD Jombang Puji Umbaran saat dikonfirmasi terkait kasus ini belum bisa ditemui dan saat dikonfirmasi lewat whatshap belum dibaca.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah