SURABAYA, FaktualNews.co-Seperti di tempat lain, setiap memasuki bulan Agustus, ruas jalan di Kota Surabaya terlihat berbeda dari biasanya.
Bendera merah putih maupun umbul-umbul, banyak dijumpai di kanan kiri bahu jalan. Begitu juga di perkantoran, pernak-pernik khas hari kemerdekaan juga banyak terpasang.
Semarak nuansa kemerdekaan akan semakin terasa kala melintasi kawasan Kelurahan Darmo Wonokromo.
Sebab, wilayah tersebut merupakan sentra produsen maupun penjualan bendera merah putih beserta pernak-pernik agustusan di Surabaya, yang sudah dikenal sejak tahun 1972.
Kibaran bendera, umbul-umbul maupun onggokan batang bambu sebagai tiang bendera banyak terlihat. Mulai dari mulut gang hingga di sepanjang jalanan.
Lapak-lapak penjual kebutuhan perayaan hari kemerdekaan seakan menyambut kedatangan setiap orang ke tempat itu. Sehingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Kampung Bendera.
Seperti pengakuan Abah Masrukan (65), warga Darmorejo III B, Kelurahan Darmo Wonokromo Surabaya, yang juga salah satu pembuat sekaligus penjual kebutuhan agustusan.
Ia menuturkan, Darmorejo dan sekitarnya memang dikenal sebagai Kampung Bendera semenjak menjamurnya pedagang kebutuhan perayaan kemerdekaan. Dan hal itu diawali dari usaha yang dijalankan pamannya, Haji Muksin, pada tahun 1972 lalu.
“Dulu tidak seramai begini. Awalnya saya ikut Pak Lik (paman) saya tahun 1972, Haji Muksin namanya. Terus menurun ke kakak saya, dan byur sekarang banyak yang jual,” tutur Masrukan, Selasa (11/8/2020).
Karena bisnis yang dijalankan menjanjikan, maka pada 1984, ia berinisiatif mendirikan usaha sendiri.
Langkah ini diikuti pula anggota keluarga serta warga lain, hingga akhirnya banyak ditemukan penjual bendera di kawasan tersebut.
“Tapi waktu pertama bangun lapak tidak di sini, tetapi di RT 1, sebelah,” lanjutnya.
Masrukan mengaku dirinyalah satu-satunya pembuat asesoris kebutuhan agustusan yang paling lama di tempat itu. Yakni, 33 tahun lamanya dihitung dari awal Masrukan mendirikan usaha sendiri.
Pria kelahiran Jepara Jawa Tengah ini menyampaikan, lapak penjual bendera di sana tidak hanya melayani pada saat Agustus saja. Melainkan juga di bulan-bulan yang lain.
Hanya saja, kata dia, nilai penjualan memang tak seramai menjelang perayaan hari ulang tahun kemerdekaan.
Selama ini, usahanya justru mengandalkan permintaan dari luar pulau, bukan dari Kota Surabaya sekitarnya.
“Kalau di luar Agustus biasanya melayani permintaan dari kantor-kantor saja,” tutupnya.