NGANJUK, FaktualNews.co–Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di tengah pandemi virus Corona (Covid-19), ada tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Nganjuk yang dijadwalkan akan melakukan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terbatas.
Uji coba ini akan dimulai pada 18 Agustus 2020 mendatang. Adapun ketiga sekolah tersebut, SMA Negeri (N) 2 Nganjuk, SMK N 1 Tanjunganom, dan SMA luar biasa (SMA-LB) Panti Kosela Veteran Nganjuk.
Uji coba ini dilaksanakan berdasarkan hasil kesepakatan bersama stakeholders terkait.
“Kemarin 7 Agustus pagi, Jumat itu, saya rakor bersama-sama satu forum membahas tentang (KBM tatap muka terbatas),” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Nganjuk, Edy Sukarno, Kamis (13/8/2020).
Edy menjelaskan, ketiga sekolah tersebut bisa menggelar KBM tatap muka terbatas, dengan diikuti 25 persen siswa. Namun forum menyepakati KBM hanya diikuti 10 persen siswa per shift (gelombang)-nya.
“Masing-masing sekolah yang menyelenggarakan ini (KBM tatap muka terbatas) tentunya harus taat terhadap protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah,” urainya.
Masih menurut Edy, dalam uji coba ini, KBM tatap muka terbatas terbagi dalam tiga shift, yang masing-masing shift berlangsung dua jam. Uji coba tersebut hanya digelar sekali dalam seminggu, selebihnya pembelajaran dilakukan daring.
“Jadi masuk ke sekolah itu dalam rangka melaksanakan semacam kunjungan sekolah saja. Materinya berkaitan dengan edukasi-edukasi, ketahanan fisik, ketahanan mental terhadap bahaya Covid-19 itu,” papar Edy.
Dalam uji coba nanti, siswa dan orang tua punya hak prerogatif untuk mengikuti KBM tatap muka terbatas atau tidak. Jika memperbolehkan, si orang tua harus menyertakan surat keterangan.
“Misalnya anaknya ‘mamang’ atau ragu atau belum berani mengizinkan, tidak apa-apa dan tidak usah khawatir. Itu (KBM tatap muka terbatas) tidak ada pengaruhnya terhadap penilaian belajar, tidak ada,” ungkap Edy.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pemerintah melaksanakan uji coba KBM tatap muka terbatas di tingkat SMA. Hal itu tak lain karena siswa SMA dinilai sudah memiliki mental yang baik.
“Anak-anak SMA itu kan secara fisik, secara mental, lebih siap dalam mengambil keselamatan atas dirinya dibanding anak-anak SMP, anak-anak SD,” jelasnya.
Setelah uji coba berakhir, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Nganjuk dan stakeholder terkait akan melakukan evaluasi. Mereka akan meninjau apakah KBM tatap muka terbatas bisa diterapkan.
“(Nantinya) sekolah-sekolah itu juga harus mendapatkan rekomendasi, pertimbangan dari tim gugus Covid-19 di daerah-daerah masing-masing. Kalau di Nganjuk, ya di (Gugus Tugas) Kabupaten,” pungkas Edy.