FaktualNews.co

Gelombang Pasang, Sebulan Terakhir Nelayan Tempursari Lumajang Tidak Melaut

Ekonomi     Dibaca : 859 kali Penulis:
Gelombang Pasang,  Sebulan Terakhir Nelayan Tempursari Lumajang Tidak Melaut
FaktualNews.co/Efendi Murdiono
Perahu nelayan Tempursari, Lumajang di tepian pantai, tak beroperasi selama sebulan terakhir.

LUMAJANG, FaktualNews.co – Akibat gelombang laut selatan Kabupaten Lumajang yang pasang belakangan ini, nelayan Tempursari sekitar satu bulan terakhir tidak melaut.

Mencari ikan di laut merupakan mata pencaharian warga di pesisir selatan pulau Jawa itu. Sekitar seratusan perahu di tambatkan di sepanjang pinggiran pantai tidak beroperasi.

Dibyo salah satu relawan Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Lumajang di Tempursari mengatakan, beban ekonomi warga nelayan di daerah itu semakin berat di masa wabah yang belum berakhir ini.

“Mereka hidupnya sebagai nelayan tidak ada kerja selain itu, jika pun ada mereka harus keluar daerah selama kondisi laut belum kecil ombaknya”, kata Dibyo, Sabtu (15/08/2020).

Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Lumajang, Rohani, mengatakan, keberadaan gelombang tinggi disertai abrasi pantai di Tempursari tidak hanya melumpuhkan ekonomi masyarakat namun banyak tanaman warga yang ada di pinggir pantai sudah menjadi laut.

“Kalau kita lihat dulu masih banyak tanaman cemara dan tanaman pertanian masyarakat sekitar tiga ratus meter kedepan itu batas pantai kini sudah menjadi laut,” ucap mantan Kepala Pelaksana Satuan Tugas (Kalaksa) BPBD Kabupaten Lumajang itu.

Rohani berharap masyarakat yang ada di pesisir dengan kondisi laut yang kadang tidak bersahabat untuk mencari terobosan baru dalam menguatkan perekonomian, agar perekonomian masyarakat tidak terlalu pengaruh saat para suami mereka harus libur melaut.

“Ibu-ibu nelayan ada baiknya dibuat komunitas kegiatan yang bisa membantu pendapatan suaminya. Hal itu akan terwujud bila ada sinergi antara Pemerintah Desa, Kecamatan dan Dinas terkait,” pungkas Rohani.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh