NGANJUK, FaktualNews.co–Warga Dusun Jawu, Desa Kweden, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk dikagetkan keberadaan mortir di sungai desa setempat, Selasa (18/ 08/ 2020).
Setelah dilaporkan ke polisi, mortir tersebut akhirnya dievakuasi oleh Tim Jibom Satbrimob Polda Jatim.
Dalam pantauan media ini, Tim Jibom Kompi 1 Batalyon C Sat Brimob Polda Jatim dipimpin Ipda Wayan Wirsana tiba di lokasi penemuan sekira pukul 16.00 WIB.
Tim yang sudah membawa peralatan, langsung menuju lokasi yang sudah dipasang ‘police line’.
Selanjutnya, petugas mengambil mortir yang berada di pinggir sungai. Beberapa waktu kemudian, petugas membawa mortir dengan panjang 25 sentimeter, diameter 5 sentimeter, dan lebar 8 sentimeter yang sudah berkarat tersebut ke mobil tim.
Menurut pimpinan tim, Ipda Wayan Wirsana, mortir ini diduga peninggalan zaman peninggalan Belanda masa perang dunia kedua.
“Itu peninggalan perang dunia kedua. Itu dilihat dari jenisnya, bom militer itu peninggalan perang dunia kedua,” ujar Wayan kepada sejumlah awak media di lokasi penemuan.
Ipda Wayan Wirsana menambahkan, setelah melihat langsung temuan tersebut, Wayan memastikan mortir peninggalan perang ini telah nonaktif. Kendati demikian, pihaknya akan mengecek ulang bom militer ini.
“Sudah tidak (aktif). Karena bom militer dinyatakan aktif apabila masih lengkap. Kalau itu sudah tidak aktif,” paparnya.
Namun demikian, tim masih akan melakukan pengecekan lebih dalam mortir tersebut.
“Tetapi tetap membutuhkan disposal, nanti diceraiberaikan di Den Gegara, dikumpulkan langsung dievakuasi ke Surabaya untuk didisposal,” ungkap Ipda Wayan Wirsana.
Kapolsek Ngetos AKP Gendut Wisoko menjelaskan, mortir ini ditemukan warga setempat saat beraktivitas di sungai. Setelahnya warga melaporkan temuan ini ke polisi.
“Kemudian tindak lanjut dari kami melaporkan ke atasan, dan salah satunya karena yang ahli menangani bahan peledak ini dari Jibom Gegara Sat Brimob,” papar Wisoko.
Menurut AKP Wisoko, selama ini di Dusun Jawu, Desa Kweden, belum pernah ditemukan sisa peluru perang dunia kedua. Baru kali ini ada temuan mortir peninggalan kolonial Belanda.
“Sungai ini kan selalu mengalir baik musim kemarau maupun musim penghujan. Jadi apakah barang ini dari sini ataukah dari atas (hulu) kita belum bisa memastikan,” pungkas AKP Wisoko.