SURABAYA, FaktualNews.co-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang menyiapkan formula baru agar pekerja seni di Kota Pahlawan tetap bisa berkarya dan berkreasi, meski di tengah pandemi Covid-19.
Formula yang disiapkan ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat, serta tidak menimbulkan kerumunan.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti usai rapat bersama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) serta Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesian (Persakmi) di Balai Kota Surabaya, Rabu (27/8/2020).
“Dari hasil analisis kajian dan masukan dari Persakmi, untuk tampilan seni di tempat terbuka, di ruang terbuka ini memiliki peluang yang cukup besar di dalam penyebaran dan penularan covid-19. Sehingga tidak dilakukan saat ini,” kata Antiek.
Meski demikian, pihaknya menyatakan Pemkot Surabaya tetap berkomitmen memberikan ruang gerak bagi seniman, budayawan, atau pekerja seni untuk bisa tetap berkarya dan berkreasi. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Sehingga kita mencari pola baru bagaimana pekerja seni tetap bisa berproduksi, berkarya dan bisa mendapatkan penghasilan, tetapi tetap memperhatikan bagaimana pengamanan supaya tidak terjadi klaster baru di dalam Covid-19 ini,” katanya.
Makanya, sambung Antiek, saat ini Disbudpar Surabaya sedang menyiapkan formula baru bagaimana untuk konsep ke depannya.
Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya bakal menggelar rapat bersama seniman, budayawan, serta media. Ini dilakukan untuk mendapat masukan-masukan dari berbagai pihak sebelum konsep itu diterapkan.
“Di mana produksinya nanti akan kita buat, kemudian konsep produksinya seperti apa, yang tampil modelnya seperti apa. Kita memiliki beberapa pola alternatif yang akan kita tayangkan, di antaranya menggunakan media yang interaktif dan noninteraktif,” ungkap dia.
Bahkan, bukan tidak mungkin nantinya Disbudpar bakal menggandeng media, maupun industri pariwisata untuk bisa berkolaborasi bersama memberikan ruang gerak yang lebih bagi para seniman dan budayawan.
Untuk itu, saat ini pihaknya tengah menyiapkan dua pola. Yakni interaktif dan noninteraktif.
“Interaktif itu bisa melalui misalnya, zoom, streaming dalam bentuk misalnya lewat Instagram dan Youtube. Sedangkan noninteraktif, itu bisa melalui taping (siaran) di media televisi,” pungkasnya.