FaktualNews.co

Bupati-Wabup Jombang Dinilai Kurang Perhatikan Sektor Wisata, Legislator Ingatkan Janji Kampanye

Wisata     Dibaca : 786 kali Penulis:
Bupati-Wabup Jombang Dinilai Kurang Perhatikan Sektor Wisata, Legislator Ingatkan Janji Kampanye
FaktualNews.co/syarif abdurrahman
Salah satu wisata di Wonosalam dan pengelolanya.

JOMBANG, FaktualNews.co-Perhatian Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Jombang masih dinilai sangat kurang dalam mengelola pariwisata.

Dampaknya, pelanggaran izin operasional semakin banyak dan tak memberi dampak signifikan pada hal ekonomi.

Hal ini mendapat disampaikan Sekretaris Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang, Kartiyono.

Baginya, hal ini sudah bertentangan dengan janji kampanye Bupati Mundjidah dan Wakil Bupati Sumrambah, yakni Jombang Berkarakter dan Berdaya Saing.

Ia mengaku prihatin dengan minimnya inovasi dalam pemerintahan Hj Mundjidah Wahab-Sumrambah. Terutama dalam menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

“Selama ini saya melihat Pemerintah Jombang belum ada langkah cepat, taktis, konkret dalam rangka merespons fenomena berkembangnya potensi wisata di Jombang. Tentunya berpengaruh pada kontribusi terhadap PAD,” katanya, Sabtu (29/8/2020).

Menurut Kartiyono, jika saja peran Pemekab Jombang signifikan dalam sektor pariwisata, ia yakin akan ada kesadaran bersama dari para pengelola.

Hal ini bisa berefek pada para pengelola tempat wisata untuk memenuhi ketentuan baik berhubungan dengan izin usaha ataupun pengelolaan retribusi daerah guna meningkatkan PAD.

“Komunikasi dan inovasi harus ada. Bisa juga jemput bola. Jangan cuek, lalu tiba-tiba datang dengan segala kesewenangan menuntut kontribusi dari mereka. Terang saja kepatuhan mereka akan rendah jika demikian yang terjadi,” imbuh politikus PKB ini.

Ia menjelaskan, hal yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah pembinaan dan pendampingan pengelola wisata. Baik yang dikelola swasta, perseorangan, kelompok masyarakat, desa atau siapapun.

Tentunya, pemerintah harus memberikan contoh di mana tempat wisata yang dikelola oleh pemerintah harus menjadi tolok ukur bagi yang dikelola oleh swasta ataupun desa. Tak terkecuali dalam hal dokumen perizinan dan pendapatan.

Alhasil, menurut politis PKB Ini, persoalan apakah sudah ada izin atau belum sebuah tempat wisata bisa segera teratasi. Dengan syarat, pemerintah serius berperan secara aktif dan masif dalam rangka menfasilitasi pengelola pariwisata Jombang.

“Jelas fenomena munculnya beberapa tempat wisata tanpa izin di Kabupaten Jombang, harus menjadi atensi khusus bagi pemerintah dalam hal ini bupati dan jajaranya. Perlu terobosan baru,” tegas Kartiyono.

Pemerintah, kata Kartiyono harusnya menjadikan fenomena bangkitnya pariwisata di Jombang sebagai energi baru guna mewujudkan Jombang berdaya saing melalui pariwisata. Sesuai dengan slogan bupati dan wakil bupati saat Pemilu 2018 dulu.

Ia mengingatkan, jangan sampai Jombang kalah dalam beradu cepat dengan daerah tetangga yang saat ini sangat agresif dan inovatif dalam mengembangkan potensi wisata.

Seperti Mojokerto, Batu, Malang, Lamongan dan Pasuruan yang wisatanya terus jadi rujukan.

“Saya yakin jika pemerintah bisa memanfaatkan potensi wisata di Jombang pada akhirnya akan menyerap tenaga kerja, menggairahkan ekonomi dan sudah barang tentu akan berperan menjadi penyumbang PAD,” ungkap Kartiyono.

Salah satu pengelola wisata di Wonosalam bernama Zainuri mengakui kesulitan dalam mengurusi izin operasional dan terkenan berbelit-belit. Hal sedikit banyak mempengaruhi kinerja mereka.

“Kita sudah ajukan izin, tapi prosesnya lama banget. Kita posisi menunggu dan berharap cepat selesai,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah