Fase Normal Baru, 6 Wisata di Banyuwangi Ini Tetap Menarik Hati
BANYUWANGI, FaktualNews.co – Sektor wisata di Kabupaten Banyuwangi menggeliat kembali sejak fase tatanan normal baru (new normal) diterapkan.
Bergembira berwisata dengan keluarga tak harus ditunda di musim corona, asal protokol kesehatan tetap dijaga. Begitu prinsip ‘returnig‘ dunia pariwisata di kota The Sunrise of Java, itu.
Berikut ini 6 rekomendasi tempat wisata menarik di Banyuwangi yang asik untuk dikunjungi versi FaktualNews.co:
1. Kawah Ijen
Kawah Ijen terletak di ketinggian sekitar 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kawah ijen merupakan salah satu kawah asam terbesar di dunia dengan caldera setinggi 300-500 meter dan luas mencapai 5.466 hektar.
Selain pesona alamnya yang memikat, tempat wisata tersebut memiliki keunikan yaitu Blue Fire atau Api Biru. Pesona langka tersebut hanya dimiliki di dua gunung di dunia, yaitu Gunung Ijen dan gunung yang ada di Islandia.
Cahaya kebiruan ini muncul di Gunung Ijen sekitar pukul 03.00 – 04.00 WIB. Selain itu, Kawah Ijen memiliki tambang belerang terbesar di Indonesia yang dikelola oleh PT. Candi Ngribi. Belerang yang diproses secara tradisional bisa menarik wisatawan mancanegara untuk melihat langsung pengambilan yang dikerjakan kuli panggul setiap hari dengan wadah sederhana lalu dikumpulkan dan diproses menjadi berbagai produk.
Kawah Ijen ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Cagar biosfer merupakan situs yang ditunjuk berbagai negara untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati.
Sejak ditetapkan sebagai kawasan cagar biosfer di tahun 2016, Kawah Ijen Banyuwangi semakin populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara.
2. Bangsring Underwater
Bangsring Underwater terletak di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Tepatnya sekitar 40 menit dari Stasiun Ketapang.
Jika kamu gemar menikmati keindahan ekosistem bawah laut, kamu perlu berkunjung ke tempat wisata yang merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh nelayan setempat. Pantai Bangsring ini dikelola oleh para nelayan di Desa Bangsring.
Menariknya, nelayan yang mengelola Pantai Bangsring ini adalah para nelayan yang sebelumnya pernah merusak terumbu karang. Setelah sadar, mereka kemudian berinisiatif memperbaiki terumbu karang dengan cara membuat terumbu karang buatan.
Mereka membangunnya untuk apartemen ikan dan juga transplantasi terumbu karang. Hingga akhirnya, usaha mereka membuahkan hasil dan dapat dinikmati oleh para wisatawan hingga saat ini.
Tak hanya snorkeling dan diving, para pengunjung juga dapat melakukan aktivitas konservasi di Pantai Bangsring berupa penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang. Jadi tak hanya berlibur, kamu juga dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman seputar konservasi.
Ketika snorkeling dan diving, kamu dapat menemukan banyak sekali jenis ikan lucu, salah satunya adalah ikan badut atau ikan nemo. Gemasnya pun sama seperti versi kartunnya di Finding Nemo. Ingin merasakan berenang bersama gerombolan ikan hiu? Kamu bisa melakukannya di Bangsring Underwater.
3. Agrowisata Tamansuruh (AWT)
Hamparan kebun bunga Celosia plumose atau jengger ayam lilin bisa kamu nikmati di tempat wisata ini. Lokasinya berada di lereng Gunung Ijen, tepatnya di Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah.
Lahan seluas 8 hektar tersebut dulunya merupakan lahan tandus milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Namun kini disulap menjadi tempat wisata yang menarik. AWT didominasi oleh bunga berwarna kuning dan merah. Jika ingin berkunjung ke sana, pastikan pakaianmu memiliki warna berbeda agar tidak sama dengan latar belakang.
Selain menikmati keindahan tanaman bunga, kamu juga bisa menikmati berbagai sayur dan buah-buahan organik di sana. Jika beruntung, mungkin kamu bisa melihat Selat Bali sembari menikmati buah-buahan yang baru dipetik.
4. Taman Gandrung Terakota
Tempat wisata ini terletak di kaki Gunung Ijen. Tepatnya di kawasan Jiwa Jawa Ijen Resort, Kecamatan Licin. Dari pintu masuk Taman Gandrung Terakota, kamu akan diarahkan menuju persawahan di mana patung-patung para penari tersebut berada.
Peletakan penari Gandrung di area persawahan menggambarkan tentang tarian yang merupakan simbol untuk menyambut rasa syukur atas hasil panen padi.
Tari gandrung merupakan salah satu identitas budaya Banyuwangi. Bahkan, tarian tersebut kerap ditampilkan setiap tahunnya sejak 2011 melalui Festival Gandrung Sewu. Apabila tahun ini festival tersebut tidak dilaksanakan karena pandemi, kamu tetap bisa melihat tari gandrung melalui seribu patung gandrung di Taman Gandrung Terakota.
Tidak hanya bisa menikmati para penari saja tetapi Anda juga dapat menikmati fasilitas lain yang disediakan pengelola taman. Taman ini juga dilengkapi dengan amfiteater yang megah yang biasa digunakan untuk menggelar berbagai pertunjukkan.
Ketika Anda ke taman ini jangan lupa untuk sempatkan foto dengan bergaya layaknya seorang penari Gandrung akan tetapi yang perlu diingat jangan sampai menyentuh patungnya langsung dan tidak melewati pagar pembatas ya!
5. Pantai Pulau Merah
Apabila usai pandemi ingin berselancar, berkunjunglah ke Pantai Pulau Merah yang tidak terlalu banyak karang dan aman bagi pemula. Pantai yang berlokasi di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, memiliki daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk surfing, karena Pantai Pulau Merah memiliki ombak dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Untuk para pemain surf atau papan seluncur, spot pantai di Pulau Merah ini memang menjadi salah satu tujuan favorit dari berbagai negara yang memilih untuk menginap berhari-hari bahkan berminggu-minggu di lokasi pantai ini. Pantai Pulau Merah juga menjadi tempat dimana terselenggaranya event kompetisi surfing setiap tahunnya. Dan kompetisi ini diikuti oleh 20 negara di seluruh dunia.
6. Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo diyakini sebagai hutan pertama, atau hutan tertua. Tak ayal daya tariknya dianggap memiliki hawa magis tersendiri. Namun, hawa magis tersebut mungkin muncul dari lebatnya pepohonan yang menghadang polusi suara hingga membuat suasana sangat sepi.
Menyusuri pintu masuk, kamu akan disambut oleh rindangnya pohon mahoni di sepanjang jalan utama. Tidak jauh dari sana terdapat Situs Kawitan yang memiliki arti “tua” dalam bahasa Jawi Kawi. Megahnya candi Hindu tersebut bisa dijadikan sebagai spot berfoto yang menarik.
Apabila ingin melihat burung merak, rusa, dan banteng Jawa, kamu bisa lanjut ke padang savana Sadengan. Taman Nasional yang ditetapkan sebagai Geopark Nasional ini memiliki luas 44.037 hektar, serta dipenuhi oleh ratusan jenis flora dan fauna. Tepatnya 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil. TN Alas Purwo berlokasi di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo.
Taman Nasional Alas Purwo memiliki kekayaan flora dan fauna yang beragam. Setidaknya ada 13 jenis bambu dan lebih dari 580 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, semak, herba, dan pepohonan.
Beberapa jenis tanaman yang ada di sana di antaranya yaitu sawo kecik, bumbu manggong, ketapang, rumput, jati, mahoni, liana, kepuh, dan tumbuhan lainnya. Bahkan berbagai jenis mangrove juga mengisi susunan vegetasi di Taman Nasional Alas Purwo.