FaktualNews.co

Inovasi di Tengah Pandemi, Seorang Polisi di Banyuwangi Menekuni Hidroponik

Ekonomi     Dibaca : 1266 kali Penulis:
Inovasi di Tengah Pandemi, Seorang Polisi di Banyuwangi Menekuni Hidroponik
FaktualNews.co/Abdul Konik
Bripka Hendro Ivan memeriksa tanaman seladanya sebelum berangkat ke kantor.

BANYUWANGI, FaktualNews.co – Pandemi tak membuat patah hati polisi di Banyuwangi yang satu ini. Di luar waktu tugas, dia menyibukkan diri dengan merawat sayuran yang ditanam di halaman depan rumahnya di Perumahan Elok A3 Kelurahan Singotrunan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi.

Iya, Hendro Ivan yang berpangkat Bripka dan kesehariannya bertugas di Baur Tilang Satlantas Polresta Banyuwangi itu, sejak awal pandemi lalu melirik pertanian hidoponik. Dia bilang aktivitas bertani hidroponik itu sehat menyehatkan.

“Selain kita harus tetap stay at home semasa physical distancing dulu itu, kita masih bisa beraktivitas yang menyehatkan, keluar keringat. Sayur hasil panen bisa kita konsumsi dan kita jual. Sehat dan menyehatkan, pokoknya,” katanya ditemui di rumahnya, Kamis (10/9/2020).

Benar, bukan sekedar hobi. Di halaman seluas 6×4 meter itu Hendro Ivan menanam sayuran dan berhasil menjualnya dengan harga yang tentu berbeda dengan sayuran sawah biasa. Sayuran hidroponik yang dia tanam bisa dikata organik karena tak terpapar pestisida.

“Sayur selada saya jual satu kilogramnya 20 ribu rupiah. Satu kilogram itu cukup saya ambil dari 5 atau 6 lubang tanam,” kata dia.

Menurut Ivan bertanam hidroponik tidak sulit dan bisa disambi. Dia yang saat ini memilih menanam selada jenis bibit RZ Juncntion itu tetap tidak melalaikan tugasnya sebagai polisi. Bertanam hidroponik, cukup dia kerjakan di luar waktu tugasnya.

Menurutnya, bertanam hidroponik hanya mengandalkan air dan nutrisi, tanpa menggunakan media tanah. Kebutuhan air juga bisa dibilang lebih sedikit ketimbang media tanah, karena airnya dialirkan secara berputar. Beda dengan tanah yang airnya meresap.

“Ya mudah kok cara penanamannya, kita enggak membutuhkan lahan yang luas. Cukup menjaga sirkulasi airnya saja kalau itu ditanam dipipa paralon. Intinya, airnya sedang saja,” jelas Ivan.

Saat ini, di halaman rumah Ivan terdapat instalasi paralon dengan 878 lubang tanam. Itu artinya dalam rentang waktu 45 hari, saat panen nanti dia bersiap menerima uang penjualan sayur selada kurang lebih Rp. 2,9 juta. Bukan angka kecil untuk sebuah usaha sampingan, bukan?

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh