FaktualNews.co

Sensus Penduduk di Jember, Petugas Temukan Puluhan Gelandangan di Bawah Jembatan

Peristiwa     Dibaca : 539 kali Penulis:
Sensus Penduduk di Jember, Petugas Temukan Puluhan Gelandangan di Bawah Jembatan
Faktualnews/Hatta
Petugas BPS Jember melakukan pendataan para tunawisma dan gelandangan

JEMBER, FaktualNews.co-Petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Jember yang melakukan tugas sensus penduduk, menemukan 10 orang tunawisma yang tinggal di bawah Jembatan, Jumat (18/9/2020).

Selain itu, juga ditemukan seorang gelandangan yang tertidur nyenyak di dalam kandang sapi milik warga di wilayah Kecamatan Sumbersari, serta sejumlah gelandangan yang tinggal di emperan toko, trotoar jalan.

Sensus penduduk itu dilakukan dari pagi hingga malam hari dan di seluruh kecamatan se Kabupaten Jember.

“Saat kami sensus di sekitar Jembatan Semanggi, ada 10 orang tunawisma dan gelandangan di pinggir jalan dan bawah jembatan,” kata Kepala Distribusi Statistik BPS Jember Candra Bhirawa Jumat (18/9/2020) malam.

Candra mendapati para tunawisma dan gelandangan itu, saat giat pendataan sensus penduduk yang dilakukan Kamis malam (17/9/2020) kemarin itu.

“Ada sebanyak 10 orang yang kami data, dan 3 diantaranya berasal dari Banyuwangi, laki-laki dan seorang ibu dengan anaknya. Mengakunya tidak punya rumah, dan terakhir ngontrak, terus karena Corona terdampar di Jember. Juga satu orang dengan gangguan jiwa (gila),” sambungnya.

Terkait kartu identitas dari ketiga orang yang mengaku berasal dari Kabupaten Banyuwangi itu, kata Candra, mengaku pernah memiliki.

“Dulu katanya punya, tapi terus sekarang hilang. Kemudian sisanya ya orang gila, dan kami catat sebagai orang Jember, karena kan ditemukannya di Jember,” katanya.

Lanjut Candra, selain 10 orang gelandangan tersebut. Pihaknya saat melakukan pendataan juga menemukan seorang tunawisma yang tinggal di dalam kandang sapi milik warga.

“Benar-benar tinggal dalam kandang sapi, dan di wilayah kecamatan yang sama. Bahkan di luar kandangnya ya ada banyak celetong (kotoran sapi) nya itu,” katanya.

Namun Candra enggan menjelaskan secara detail alamat dimana tunawisma yang tinggal di dalam kandang sapi itu.

“Ya di wilayah yang sama. Karena kan pendataan ini dilakukan secara serentak dalam satu waktu yang sama. Agar nanti tidak dobel data. Kan khawatir sekarang di data di sini, besok pindah ke tempat lain,” ulasnya.

Lebih jauh Candra mengatakan, untuk proses pendataan dilakukan petugas BPS saat malam hari, karena saat itu para gelandangan atau tunawisma itu beristirahat.

“Kalau siang hari kan mereka bekerja, ada yang jualan sapu lidi dan berkeliling. Tapi saat malam ya di emperan toko atau di bawah jembatan ini, jadi lebih tepat jika pendataan dilakukan pada malam hari,” ujarnya.

Selanjutnya dari proses sensus penduduk tersebut, dilanjutkan pada tahap rekap data. Untuk mengoreksi pengolahan data. Untuk data tunawisma hanya sebagai data tambahan, (disesuaikan) dengan dari data RT/RW setempat.

“Yang jelas secara de facto tinggal di Jember, meskipun de jure bukan asal Jember. Tapi ya kita data sebagai warga Jember,” sambungnya menjelaskan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah