SURABAYA, FaktualNews.co – Polisi di Bareilly, India, telah menangkap seorang pria karena diduga ‘membedah’ perut istrinya yang sedang hamil hanya karena ingin memastikan jenis kelamin janin yang ada dalam kandungan sang istri.
GlobalNews melansir, Serangan itu membuat sang istri terluka parah dan menyebabkan keguguran, kata polisi dan kerabat kepada Reuters. Dia dalam kondisi stabil pada hari Senin (21/9/2020), sebagaimana dilaporkan BBC News.
Tersangka menyerang wanita itu dengan sabit pada hari Sabtu, kata pihak berwenang.
Menurut Golu Singh, saudara laki-laki korban, pasangan itu memiliki lima anak perempuan bersama dan suaminya ingin tahu jenis kelamin calon anak keenamnya tersebut.
“Dia menyerangnya dengan sabit dan mengoyak perutnya sambil mengatakan bahwa dia ingin memeriksa jenis kelamin bayi yang belum lahir,” kata Singh kepada Reuters.
Saudara perempuan korban mengatakan pasangan itu sering bertengkar tentang anak-anak mereka, karena sang suami ingin sekali memiliki seorang putra.
Tersangka mengatakan kepada media lokal bahwa dia tidak sengaja menyakiti istrinya. Dia mengatakan melemparkan sabit ke arahnya tetapi tidak mengira itu akan melukainya begitu parah, menurut BBC News.
“Saya memiliki lima anak perempuan. Salah satu anak saya sudah meninggal,” katanya. “Saya tahu bahwa anak-anak adalah anugerah Tuhan. Sekarang apapun yang akan terjadi, akan terjadi. ”
Banyak orang tua di India lebih suka memiliki anak laki-laki daripada anak perempuan, dan negara secara keseluruhan sangat miring dalam hal rasionya. Data pemerintah menunjukkan lebih dari 900 perempuan lahir untuk setiap 1.000 laki-laki sejak 2005.
Anak laki-laki umumnya dipandang sebagai pencari nafkah di masa depan dan pewaris kekayaan keluarga, sementara anak perempuan diperlakukan sebagai kewajiban dan biaya mas kawin di masa depan.
Kondisi tersebut masih berlaku meskipun ada dorongan dari kelompok hak asasi manusia internasional untuk mengubah perspektif itu.
Sekitar 46 juta anak perempuan diperkirakan telah hilang di India selama 50 tahun terakhir, menurut laporan dari Dana Kependudukan PBB. Perkiraan itu adalah terbesar kedua setelah 72 juta anak perempuan yang hilang di China.
India telah melarang aborsi untuk janin perempuan dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadang uoaya pemilihan jenis kelamin. Negara tersebut juga melarang petugas kesehatan untuk memeriksa atau berbagi detail jenis kelamin anak sebelum lahir.
Tersangka ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan dan polisi masih melakukan investigasi.