Dilanda Kekeringan, BPBD Ngawi Tiap Hari Droping Air Bersih
NGAWI, FaktualNews.co – Bencana tahunan kekeringan di sejumlah wilayah Ngawi, kini kembali terjadi. Hal tersebut sesuai prediksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi.
Mulai pertengahan September ini beberapa daerah di wilayah kabupaten Ngawi sudah mulai dilanda kekeringan. Hal tersebut terlihat dari armada truk tangki milik BPBD yang setiap hari mengirim bantuan air bersih ke beberapa desa.
Dalam menghadapi permintaan distribusi air bersih dari para kepala desa yang daerahnya mengalami kesulitan air bersih. Pihak BPBD Ngawi, menyiapkan 15 kendaraan tangki untuk memenuhinya. Dan setiap hari armada tersebut terus mengirim pasokan air bersih.
“Kita telah menyiagakan kendaraan tangki air bersih untuk memenuhi permintaan desa yang membutuhkan,” jelas Broto Sanjoyo, Sekretaris BPBD Ngawi saat ditemui FaktualNews.co Minggu (27/9/2020).
Menurut data dari BPBD Kabupaten Ngawi, tahun 2018 terdapat 30 desa yang mengalami kekeringan tahun 2019 ternyata ada peningkatan tercatat 45 desa yang mengalami bencana tahunan tersebut.
Kebanyakan dari daerah yang mengalami kesulitan akan air bersih merupakan daerah di wilayah pegunungan atau dataran tinggi.
Di wilayah Kecamatan Beringin, tahun lalu adalah kecamatan dengan desa terbanyak mengalami kesulitan air bersih. Setelah itu disusul Kecamatan Pitu, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Karangjati.
“Kalau dari catatan kita untuk tahun sebelumnya dari Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang paling banyak desanya mengalami kekeringan,”urainya.
Sedangkan untuk tahun ini dari BPBD Ngawi telah memprediksi 9 kecamatan akan dilanda kekeringan. Diantaranya adalah Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Beringin, Kasreman, Padas dan Karangjati.
Berdasarkan ramalan dari BMKG, dimungkinkan musim kemarau untuk tahun ini merupakan kemarau panjang. Dampaknya beberapa desa yang sering mengalami krisis air bersih juga akan bertambah daripada tahun sebelumnya.
“Kami memperkirakan akan ada penambahan. Sebab dari ramalan BMKG, bahwa musim kemarau akan lebih panjang dari tahun lalu,” pungkasnya.