Gaya Hidup

Dua Penyandang Disabilitas di Jember Ikut Kompetisi Barista Tingkat Nasional

JEMBER, FaktualNews.co – Dua orang penyandang disabilitas di Jember ikut kompetisi barista profesional di salah satu hotel ternama di Jember, Minggu (27/9/2020).

Meskipun dengan keterbatasan fisik dan kondisi yang berbeda, kedua pria itu, Sugiyanto dan Dafir, tetap percaya diri dalam menyuguhkan kopi layaknya seorang peracik kopi profesional.

“Tahun ini adalah tahun kedua kami ikut kompetisi Barista di Jember Barista Fun Battle di Meotel Jember. Kami tetap percaya diri meski bersaing dengan barista level nasional,” kata Sugiyanto usai mengikuti kegiatan lomba.

Latar belakang Sugiyanto yang hanya sebagai tukang reparasi ponsel, tidak menyurutkan keinginannya untuk menjadi Barista Profesional.

“Memang kami akui, ada kendala yang kami alami terkait keterbatasan fisik dan alat yang kami miliki. Akan tetapi alhamdulillah pada tahun lalu kami pernh juara dua, dan semoga tahun ini bisa menjadi juara satu,” ujarnya.

Dalam meracik dan menyiapkan diri dalam kompetisi barista itu, diakui juga oleh Sugiyanto dirinya tidak memiliki persiapan khusus.

“Tapi selama kurun waktu seminggu kami berlatih dengan alat-alat meracik kopi yang kami miliki seadanya, dan motivasi sabar serta mudah menyerah,” katanya.

Motivasi itulah yang menjadi dasar bagi dirinya, kata Sugiyanto, untuk kemudian menunjukkan kepiawaiannya meracik kopi.

“Kami yang tergabung dalam Perpenca (dulunya persatuan penyandang cacat) kini bernama Persatuan Penyandang Disabilitas dan Advokasi Jember, ingin memberikan contoh bagi rekan-rekan kami yang lain, untuk kemudian tidak mudah menyerah,” sambungnya.

Senada dengan yang disampaikan Sugiyanto, peserta lainnya Dhafir yang mengalami kondisi yang sama, memiliki keinginan dan memang dirinya senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan seni meracik kopi itu.

“Alasan kami itu, karena banyak teman-teman kita yang punya (usaha) kopi, tapi tidak menutup kemungkinan untuk kita bisa menjadi barista. Apalagi kami juga adalah seorang pecinta kopi,” katanya.

Dhafir yang sehari-hari bekerja sebagai pengrajin kaki palsu ini, juga memiliki keinginan lebih untuk menjadi seorang barista profesional. “Passion kami, menjadi barista tidak harus hanya bagi yang memiliki (fisik) yang lengkap atau normal. Kami yang punya keterbatasan fisik, juga bisa menunjukkan skill (kemampuan, red) kami,” ungkapnya.

“Meskipun hanya bermodal pas-pasan, tapi juga bisa bersaing dengan yang memiliki modal banyak. Bagi kami ikhlas dan sabar itu yang utama,” katanya menginspirasi.

Terpisah, General Manager Meotel Jember Helman Dedy Choandra mengatakan, even kompetisi barista yang digelar di tempatnya, menjadi kesempatan bagi para barista untuk lebih melatih kemampuan dan semakin mengasah keahlian dibidang seni meracik kopi.

“Tahun ini adalah tahun ketiga kami menggelar even ini. Yang memberikan wadah bagi barista-barista lokal untuk lebih profesional. Bagi yang memiliki passion dibidang seni meracik kopi, ini wadahnya,” kata pria yang akrab dipanggil Andra ini.

Pada masa Pandemi covid-19 saat ini, diakui Andra, tidak mudah menggelar even yang sifatnya mengumpulkan banyak orang. “Tapi tetap kita tekankan protokol kesehatan untuk menjaga diri dari penyebaran virusnya, dan bagaimana kami mensterilkan lokasi lomba agar tetap aman,” katanya.

Even kompetisi barista yang dia gelar, adalah cikal bakal dari munculnya peracik kopi profesional dari daerah.

“Dulunya even ini ada di Yogyakarta, kemudian kita gelar di sini, ternyata atensinya menarik. Bahkan tahun ini, juri kami barista perempuan yang sudah punya nama di tingkat nasional. Walaupun agak susah mendatangkan ke Jember karena kondisi pandemi,” ujarnya.

“Namun tetap kami tegaskan, even ini untuk mengangkat potensi barista profesional dari daerah, agar bisa mengembangkan potensinya, bagi yang passion di dunia kopi. Bahkan bagi penyandang disabilitas sekalipun,” imbuhnya menjelaskan.

Terkait peserta dalam even nasional itu, diakui Andra terbatas dan mempertimbangkan kondisi pandemi covid-19. Untuk peserta jumlahnya dibatasi kurang lebih 50 orang, dari kabupaten/kota di Jawa Timur dan provinsi luar.

“Even ini kami gelar dua hari, mulai Sabtu kemarin, dan Minggu hari ini. Juga ada class coffee bagi teman-teman disabilitas untuk melatih skillnya tentang meracik kopi,” pungkasnya.