NGAWI, FaktualNews.co – Setiap musim tanam, para petani di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, kerapkali dipusingkan dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Kenyataan ini, ternyata selalu dialami para petani di hampir seluruh wilayah Ngawi.
Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi petani di saat musim tanam. Namun, kala butuh-butuhnya pupuk, petani selalu dihadapkan kesulitan mendapatkannya.
Padahal, setiap menjelang musim tanam, melalui kelompok tani (Poktan), mereka telah didata soal kebutuhan pupuk, sesuai dengan luasan lahan yang akan ditanami. Namun kenyataannya, pendataan tersebut masih belum mampu menjawab kebutuhan pupuk yang dibutuhkan petani.
“Sebelum musim tanam kita sudah mengajukan luasan lahan dan kebutuhan pupuk dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok),” jelas Suratmin, seorang petani di Ngawi saat ditemui FaktualNews.co.
Menurutnya, tak jarang pupuk bersubsidi menjadi barang langka saat musim tanam. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, Suratmin mengaku terpaksa membeli pupuk non subsidi. Dan harganya pun memiliki selisih cukup jauh dibanding pupuk bersubsidi.
“Kalau tidak ada ya terpaksa kita membeli pupuk non subsidi. Daripada tanaman kita tidak maksimal sebab pupuk ini kebutuhan saat awal musim tanam sampai usia tanaman sekitar 25 hari,” terangnya.
Kondisi itu, kata dia, dialaminya saat musim tanam beberapa waktu lalu. Dikatakannya, saat ini rata-rata di wilayah Kabupaten Ngawi mulai memasuki musim panen. Dia tidak bisa memperkirakan, apakah pupuk bersubsidi bisa didapat dengan mudah atau sebaliknya di musim tanam mendatang.
“Rata-rata di Ngawi ini mulai mendekati masa panen yang tidak begitu membutuhkkan pupuk. Tapi nggak tahu di musim tanam besok, apakah pupuk bersubsidi bisa mudah didapat atau tidak. Dengar-dengar, pembeliannya menggunakan Kartu Tani,” kata Suratmin.
Dia hanya berharap, setiap musim tanam tiba, tidak disulitkan dengan kebutuhan pupuk. Selain itu, dia menginginkan kestabilan harga gabah saat musim panen. “Kita berharap untuk setiap musim tanam tidak kesulitan mencari pupuk subsidi,” pungkasnya.