FaktualNews.co

Beredar Isu Blitar Akan Diterjang Tsunami, Begini Kata BPBD

Peristiwa     Dibaca : 1164 kali Penulis:
Beredar Isu Blitar Akan Diterjang Tsunami, Begini Kata BPBD
FaktualNews.co/Istimewa
Petugas BPBD Kabupaten Blitar saat memasang alarm tsunami di Pantai Jolosutro.

BLITAR, FaktualNews.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau warga Blitar tidak panik menyusul beredarnya isu ancaman tsunami di empat kecamatan yakni, Wates, Panggungrejo, Sutojayan dan Wonotirto.

Diduga isu itu berkembang setelah mencuatnya hasil riset yang menyebut Blitar menjadi salah satu dari 9 Kota/Kabupaten di wilayah selatan pulau Jawa yang terancam tsunami. Riset dari peneliti Institut Teknologi Banding (ITB) yang kemudian dimuat di jurnal Nature Scientific Report itu menjadi perbincangan di sejumlah media dan sosmed.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ahmad Cholik mengatakan, warga tidak perlu panik menanggapi rumor tersebut. Dia menegaskan, bahwa dari semula sudah diketahui bahwa Blitar termasuk jalur gempa.

“Potensi tsunami selalu ada karena memang Blitar termasuk jalur gempa. Jadi masyarakat tidak perlu panik. Waspada saja, sebagaimana selama ini warga di pesisir selatan Blitar sudah menerapkan kewaspadaan,” kata Ahmad Cholik, Selasa (29/9/2020).

Ahmad Cholik menegaskan, untuk mengantisipasi terjadinya bencana tsunami, BPBD Kabupaten Blitar sudah memasang alarm tsunami.

“Saat ini yang sudah terpasang ada di pantai Jolosutro, Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Sedangkan tiga wilayah yaitu Tambakrejo, Bakung, dan Pantai Serang masih belum ada,” kata Cholik.

Menurut Ahmad Cholik, terkait soal kewaspadaan, warga sejumlah desa di wilayah seperti Tambakrejo, Serang dan Ringinrejo telah lama mengkonsolidasi diri dengan mengukuhkan Desa Tangguh Bencana. Dan masyarakatnya juga sudah membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB),” jelas Cholik.

Cholik menambahkan, warga di desa-desa yang sudah membentuk Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) telah mendapatkan pelatihan menghadapi bila sewaktu waktu terjadi tsunami.

“Jadi bagi desa yang sudah terbentuk (FPRB) pasti sudah paham. Mereka sudah mengikuti pelatihan menghadapi terjadinya gempa di sertai tsunami,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh