Politik

Pilwali Pasuruan, Paslon TEGAS Klarifikasi Sambutannya di Deklarasi Damai

PASURUAN, FaktualNews.co-Raharto Teno Prasetyo – M Hasjim Asjari (TEGAS) yang merupakan pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Pasuruan, menyesalkan aksi pihak-pihak yang sengaja memelintir sambutannya Sabtu (26/9/2020) malam di acara Deklarasi Damai yang digelar KPU Kota Pasuruan,

Raharto Teno Prasetyo menegaskan, dalam sambutan di acara deklarasi itu sengaja dipotong durasi videonya oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, hingga disebar, diplintir dirinya akan mengubah Pancasila menjadi trisila.

“Bahwa itu semua tidak benar!” tegas Teno, saat press conference, Jumat (2/10/2020) sore.

Dijelaskan, dalam video tersebut sengaja dipotong, disebarkan dengan tujuan untuk menjatuhkannya.

“Narasi itu bukan diambil dari sembarang tempat. Itu diambil dari pemikiran sang proklamator Republik Indonesia, konsep gotong royong adalah ektrasi dari narasi besar kebangsaan,” tegas Teno.

Gotong-royong, lanjut dia, menjadi fondasi besar bagi berlangsungnya kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Karena gotong-royong mengandung banyak unsur kehidupan di tengah masyarakat Indonesia.

“Dalam konsep gotong-royong kita bisa menemukan nilai-nilai ketuhanan,” ungkapnya.

Juga kemanusiaan, kebangsaan dan nilai sosial. Karena sekali lagi, konsep gotong royong Bung Karno digali dari sejarah panjang peradaban Bangsa Indonesia.

“Kalaupun ada beredar potongan-potongan video itu sifatnya menghasut. Bisa jadi itulah sosok yang mengubah Pancasila,” tandas Teno.

Dikatakannya, bisa jadi oknum-oknum itu tidak suka masyarakat Kota Pasuruan bisa hidup aman, nyaman dan tenteram, guyub rukun hidup berdampingan dalam bingkai kebhinekaan.

“Ini klarifikasi dalam pidato sambutan saya di deklarasi damai yang dilaksanakan oleh KPU. Pancasila bagi saya adalah harga mati,” urainya.

Terkait permasalahan yang menimbulkan ketidak nyamanan pada paslon TEGAS, Tim sukses akan mempelajari untuk kemudian dilakukan tindakan hukum.

Karena dari hasil potongan-potongan video yang sengaja disebarluaskan ke medsos itu, justru dianggap tindakan murahan.