FaktualNews.co

Sebulan, Tangkapan Benur di Tulungagung Capai 500 ribu ekor

Ekonomi     Dibaca : 820 kali Penulis:
Sebulan, Tangkapan Benur di Tulungagung Capai 500 ribu ekor
FaktualNews.co/Latif Syaifuddin
Kepala Dinas Perikanan Tulungagung, Lugu Tri Handoko.

TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Sebulan pascaperesmian pengepulan benur di Tulungagung, Dinas Perikanan mencatat para nelayan yang terdaftar dalam KUB (Kelompok Usaha Bersama), telah menangkap 500 ribu ekor benur.

Ada 28 KUB yang telah terdata secara resmi oleh Dinas perikanan. Masing-masing tersebar di Sine 8 KUB, Brumbun sebanyak 4 KUB, Popoh sebanyak 10 KUB, dan Klatak sebanyak 4 KUB.

“Jadi untuk disahkannya jual beli benur oleh Kementerian Kelautan Dan Perikanan, Pemkab Tulungaagung turut memberikan fasilitas kepada nelayan benur. Para nelayan harus masuk di KUB, KUB mencari izin lalu dapat menangkap atau membudidaya di keramba,” jelas Kepala Dinas Perikanan Tulungagung, Lugu Tri Handoko, Selasa (6/10/2020).

Hingga kini terdapat 28 KUB nelayan benur di Tulungagung, yang diperbolehkan menangkap benur. Namun beberapa KUB baru juga mulai melakukan pengurusan izin.

Sementara untuk jumlah anggota pada setiap KUB berbeda-beda, mulai dari 15 hingga 30 orang. Kemudian, setiap 1 orang terkadang memiliki lebih dari 1 kerammbah.

“Izin menangkap benur pada KUB tersebut, pertama diberikan pada akhir agustus lalu. Sehingga bagi KUB yang sudah mengantongi izin maka diperbolehkan melakukan penangkapan dan penjualan benur,” jelasnya.

Beberapa lokasi kini yang menjadi pusat tangkapan yaitu Sine, Brumbun, Klatak Dan Popoh. Sementara itu untuk pengepul, terdapat 11 PT yang masuk di Tulungagung.

“Untuk ijin PT langsung dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sementara untuk harga benur, berkisar antara 5 ribu hingga 10 ribu per ekor nya,” papar Lugu.

Jenis benur yang ada di Tulungagung yaitu benur pasir dan benur mutiara. Sehingga setelah nelayan melakukan tangkapan mencari ijin di Dinas Perikanan, kemudian dapat disetorkan kepada PT yang mengepul.

Terlepas dari jual beli benur tersebut, salah satu persoalan yang dihadapi Pemerintah yaitu penataan keramba benur di lepas pantai Popoh yang masih dinilai kurang proporsional.

“Yang jadi catatan itu, kerambah di pantai Popoh, itu masih ada yang tidak pas, kita akan membahasnya dengan pihak terkait,” pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh