PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Kelompok Masyarakat (Pokmas) Mandiri, Kelurahan Jrebeng, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, mengklarifikasi berita hand sanitizer yang dikatakan menimbulkan rasa gatal, saat digunakan.
Ketua Pokmas Mandiri, Adi Purnomo, tidak mempermasalahkan pernyataan warga tersebut dan merupakan hak warga untuk menilai. Namun, rasa gatal sehabis mencuci tangan dengan hand sanitizer yang disoal tersebut, tidak dirasakan oleh pria yang biasa dipanggil pak Adi.
Padahal, ia sering menggunakan hand sanitizer yang dimaksud. Mengingat dirinya mendapat jatah atau bagian seperti warga yang lain.
“Kami sebagai Ketua Pokmas juga mendapat jatah. Ya, hand sanitizer seperti yang diterima warga. Tapi, kami sekeluarga tidak pernah gatal-gatal usai menggunakan,” ujarnya, Senin (12/10/2020) sore.
Tentang hand sanitizer yang dikatakan tidak ada label BPOM dan tak bersegel, Adi menyebut, bisa ditanyakan dan dicek langsung ke penyedia barang. Namun yang pasti, penyedia barang siap bertanggungjawab jika ada komplain dari warga.
“Monggo ditanyakan langsung ke penyedia barang. Mereka siap menjelaskan. Barang yang kami beli bisa dipertanggung-jawabkan,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembagian hand sanitizer Senin (5/10/2020) lalu, sempat ramai. Ada salah satu warga yang menanyakan label BPOM yang tidak tertera di kemasan. Mereka juga mempersoalkan tutup botol yang tak bersegel. Meski sempat disoal, namun pembagian ratusan botol pencuci tangan bersamaan dengan masker itu berlangsung aman dan lancar.
Sementara warga yang lain menyebut, kalau hand santitzer yang diterimanya menyebabkan, gatal pada kulit. Saat dikonfirmasi Senin (5/10/2020) lalu, Praptining Rahayu, istri Ketua RT 01 RW 7 membenarkan, kalau dirinya sempat bertanya sebelum hand sanitizer dibagikan.
Hal itu dilakukan, karena sanitizer tahap kedua yang akan diterima seluruh ketua RW dan RT, tidak sama dengan sebelumnya.
“Kalau hand sanitizer gelombang pertama, ada BPPOM-nya dan disegel. Kalau yang ini dua-duanya tidak ada. Kami dua kali menerima bantuan seperti ini,” ujarnya seraya menunjukkan hand sanitizer yang baru diterima.
Karena janggal itulah, Praptini Rahayu mempertanyakan sebelum sarana protokol kesehatan itu dibagikan. Ia ingin mengetahui alasan dari Pokmas yang membagikan bantuan tersebut. Meski mendapat jawaban, namun Praptini tidak puas.
Praptini tidak ingin warganya menjadi korban hand sanitizer yang belum ada jaminan dari pihak yang berwenang, dalam hal ini BPPOM.
“Kami berharap ini ditindaklanjuti, agar tidak terjadi ditempat lain. Masyarakat jangan dibodohi,” ucapnya geram.
Meski belum ada jaminan keaslian, Praptinining tetap akan membagikan handsanitizer tersebut ke masyarakat. Ia mengaku, mendapat 70 botol hand sanitizer dan beberapa masker.
“Karena ini amanah, ye tetap saya bagikan. Dapat 70 botol, padahal warga saya lebih dari 90 orang. Kalau kurang, akan diambilkan di RT lain yang lebih,” tambahnya.
Baca Sebelumnya: Tak Ada Izin BPOM, Pembagian Hand Sanitizer di Kota Probolinggo Ribut