NGANJUK, FaktualNews.co – DPRD Kabupaten Nganjuk menggelar seminar untuk melakukan kajian sejarah tentang berdirinya lembaga parlemen di kota angin tersebut, Rabu (21/10/2020). Selama kegiatan berlangsung, protokol kesehatan (Prokes) diterapkan secara ketat guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Kegiatan bertajuk “Seminar Penelusuran Hari Jadi DPRD Kabupaten Nganjuk” ini dimulai sejak pukul 10.00 WIB di Ruang Paripurna lembaga tersebut.
Dalam pantauan media ini, sejak para tamu undangan atau peserta hendak masuk ruangan ada petugas yang melakukan pengecekan suhu tubuh setiap orang di depan pintu utama ruang paripurna DPRD Nganjuk. Selain itu, seiap orang yang hendak masuk diwajibkan mencuci tangan mengunakan hand sanitizer yang disediakan petugas.
Tampak pula seluruh tamu undangan maupun peserta memakai masker serta menjaga jarak sebagaimana prokes yang ditetapkan Satgas Covid-19.
“Penerapan protokol kesehatan semata-mata untuk mencegah penularan Covid-19. Kita harus patuhi, jangan sampai teledor. Tetap pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Jangan pernah anggap sepele . Lebih baik kita ikuti saja aturan dari pemerintah tentang penerapan Prokes,” kata Ketua DPRD Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono.
Adapun seminar yang digelar ini mengundang ahli sejarah di Kabuapten Nganjuk. Seperti Aminudin Kasdi, Sejarawan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Sukadi dan Rudi Handoko dari Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk (Kotasejuk).
Setelah kegiatan dibuka oleh Ketua DPRD Nganjuk, kemudian pemaparan materi dimulai oleh Sukadi dengan menyampaikan sejarah cikal bakal nama Anjukladang yang dipakai Kabupaten Nganjuk hingga saat ini dan kaitannya dengan sejarah awal mula berdirinya sebuah parlemen di Kabuapaten Nganjuk. Materi selanjutnya tentang analisa proses terbentuknya parlemen di Kabupaten Nganjuk disampaikan oleh Rudi Handoko.
Pemaparan dari kedua pemateri tersebut kemudian dikaji oleh Aminudin Kasdi untuk menguji kebenarannya. Ia juga menyampaikan sejarah-sejarah yang belum banyak orang mengerti tentang Kabuapten Nganjuk, terlebih pada pemerintahan Kabupaten Nganjuk pada zaman dahulu.
Sementara untuk tidak lanjut hasil seminar ini masih akan didalami kembali dengan mengkaji ulang bersama para ahli lain yang membidangi, baik itu dari bidang hukum, maupun budaya.
“Selain menelusuri hari jadi, seminar ini bertujuan menambah pengetahuan anggota DPRD, khususnya pemahaman tentang perbedaan dan sebab akibat, sistem pemerintahan di parlemen pada zaman jajahan Belanda dan setelah Indonesia menjadi rebublik seperti saat ini,” katanya.
Ia berharap, upaya yang dilakukan DPRD bisa menemukan fakta sejarah yang ilmiah. Sehingga tidak sekedar menduga-duga tentang penemuan-penemuan yang dikaitkan dengan berdirinya parlemen di Kabupaten Nganjuk.
“Harapan kami supaya hari jadi DPRD Kabupaten Nganjuk dapat dikaji dengan baik supaya menemukan kebenarannya,” ungkapnya.