FaktualNews.co

HSN 2020, Anggota DPRD Jatim Jadi Kaum Sarungan di Sidang Paripurna

Parlemen     Dibaca : 988 kali Penulis:
HSN 2020, Anggota DPRD Jatim Jadi Kaum Sarungan di Sidang Paripurna
Sarungan. (Ilustrasi)

SURABAYA, FaktualNews.co – Penampilan anggota dewan biasanya lekat dengan setelan jas dan celana bahan berwarna hitam ketika berkantor, apalagi saat menghadiri acara resmi. Namun, gaya ini tak ditemui ketika sidang paripurna digelar, Kamis (22/10/2020).

Seluruh anggota dewan mendadak jadi kaum sarungan. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab para politisi itu tengah memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober.

“Karena momentumnya bertepatan dengan hari santri, maka kita menghormati dengan menyesuaikan pakaian kita dalam rapat dengan mengenakan pakaian khas santri yaitu sarung dipadu dengan jas,” ujar Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad kepada awak media.

Ia mengatakan, sarungan dipadu dengan jas identik dengan gaya penampilan para kiai. Alim ulama yang dianggap saka guru di kalangan santri. Nah, sebagai bentuk penghormatan sambung Sadad, seluruh anggota dewan sepakat mengenakan pakaian itu saat menghadiri sidang paripurna.

“(Setelan ini) yang biasa dipakai kiai-kiai dalam acara resmi,” katanya.

Anggota DPRD Jatim berfoto bersama disela sidang paripurna. FaktualNews.co/Mokhamad Dofir/

Anggota DPRD Jatim berfoto bersama disela sidang paripurna. FaktualNews.co/Mokhamad Dofir/

Kader partai besutan Prabowo Subianto ini bercerita, HSN lahir sebagai napak tilas momen kedatangan pasukan sekutu pada Oktober 1945 di Surabaya yang melahirkan resolusi jihad perang 10 November yang diawaki kaum sarungan.

Rangkaian sejarah itu kemudian dikatakannya sebagai bagian inspirasi rakyat Jawa Timur untuk menjadikan semangat mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kolonialisme.

“Bukan hanya Surabaya saja, tapi bagi rakyat Jawa Timur untuk menjadikan spirit mempertahankan kemerdekaan NKRI itu dalam bentuk bagaimana kita membuat policy, kebijakan-kebijakan yang ujungnya nanti adalah memperkuat rakyat, masyarakat Jatim,” paparnya.

Sehingga menurutnya, pemakaian sarung bukan sekedar simbol memperingati HSN. Melainkan lebih dari itu, yakni sebagai penyemangat dalam mempertahankan NKRI.

“Jadi spirit itu yang musti dipegang. Jadi bukan hanya sebatas pada simbol sarung tapi di balik itu adalah spirit perlawanan untuk mempertahankan RI,” tutupnya memungkasi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul