FaktualNews.co

mengulik Bilik Pengukur Suhu Otomatis Karya Siswa SMK di Sidoarjo

Kesehatan     Dibaca : 814 kali Penulis:
mengulik Bilik Pengukur Suhu Otomatis Karya Siswa SMK di Sidoarjo
FaktualNews.co/Nanang Ichwan
Salah satu siswa ketika mengecek suhu di bilik pengukur suhu otomatis karya siswa SMK Antartika 2 Sidoarjo.

SIDOARJO, FaktualNews.co – Kondisi pandemi covid-19 nyatanya tidak membuat siswa putus asa. Justru, anak negeri ini lebih kreatif, inovatif dan ikut andil menciptakan gagasan baru di tengah kondisi wabah yang dialami semua negara di dunia saat ini.

Baru-baru ini, trobosan baru berupa alat protokol kesehatan (Prokes) berupa ‘Bilik Pengukuran Suhu Otomatis Mendeteksi Suhu Badan Manusia’ ditemukan siswa SMK Antartika 2 Sidoarjo di Jalan Siwalanpanji Nomor 6, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Ide krearif dan inovatif anak bangsa itu ditemukan oleh tim siswa kelas XIII (kelas khusus 4 tahun) Jurusan Mekatronika.

Lalu bagaimana awal mula alat yang bisa mendeteksi suhu badan secara otomatis yang kerjanya telah disesuaikan dengan SOP protokol kesehatan (prokes) itu bisa ditemukan.

Kelvin, salah satu siswa penggagas alat tersebut ketika ditemui mengaku bahwa ide membuat bilik deteksi suhu badan secara otomatis ini berawal dari keprihatinan.

Ia menjelaskan, keprihatinan itu muncul ketika dirinya bersama teman-temannya sedang bermain ke sejumlah perkantoran hingga ke tempat yang menjadi berkumpulnya orang di awal-awal pandemi covid-19.

Saat itulah, ia bersama temannya melihat tim pengukur suhu badan masih minim dan masih banyak orang yang kurang maksimal dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi ini.

“Berawal dari situ ide tersebut. Lalu kami bersama teman sejurusan mendiskusikan untuk membuat alat pengukur suhu otomatis yang kami gagas saat ini,” akunya yang didampingi dua anggotanya Achmad Sigit dan Abdul Ghoni, Minggu (25/10/2020).

Dengan niat tersebeut, Kelvin bersama timnya memutuskan untuk mengajukan ke pihak sekolah. Namun sebelum mengajukan, ia menghitung semua kebutuhan alat dan sistem kerja alat tersebut.

“Setelah saya laporkan ke pihak sekolah ternyata disambut baik. Kami mendapat dukungan penuh hingga terwujudlah perangkat yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 5 juta ini,” jelasnya.

Bagaimana alat ‘Bilik Pengukuran Suhu Otomatis Mendeteksi Suhu Badan Manusia’ tersebut bekerja?

Kelvin menjelaskan, alat bilik berukuran sekitar 2 meter dengan pintu masuk-keluar tersebut telah dipasang alat sensor pendeteksi suhu. Nantinya, setiap orang atau siswa yang melintas di bilik tersebut wajib mengkapkan tangannyapada alat sensornya.

Bila hasil deteksi suhu badannya di bawah 36 derajat celsius, maka pintu masuk kedalam sekolah akan terbuka dengan sendirinya.

“Akan tetapi kalau suhu badanya di atas 36 derajat Celsius, maka pintu kembali ke luar sekolah yang terbuka. Sementara pintu masuk ke sekolah akan tetap tertutup,” jelasnya.

Alat ‘Bilik Pengukuran Suhu Otomatis Mendeteksi Suhu Badan Manusia’ yang ditemukan tersebut kinerjanya seperti cek suhu dengan thermo gun. Hanya saja, alat thermo gun harus dioperasionalkan manusia. Sedangkan alat yang ditemukan para siswa tersebut, sudah otomatis dan cocok digunakan perkantoran.

Kelvin menyadari bahwa alat yang ditemhkan itu masih banyak kekurangan dan akan melakukan penyempurnaan, diantaranya menambah fitur-fitur yang lain. “Kami lebih fokus dulu untuk menyempurnakan, biar lebih bagus dan lebih presisi dalam pengukurannya,” harapnya.

Kepala SMK Antartika 2 Sidoarjo Retno Purwo Lystiorini menyatakan bila pihak sekolah selalu mendukung penuh ide gagasan inovatif dan krwatif para siswanya. Apalagi, lanjut dia, ide yang ditemukan itu bisa bermanfaat bagi orang lain.

“Kami sangat mendukung,” ucapnya.

Retno mengungkapkan, dukungan yang diberikan sekolah kepada siswanya yang memiliki ide kreatif dan bermanfaat bagi orang banyak bukan hanya terkait bimbingan dan pendanaan saja, namun juga mendukung sampai ketingkat hak paten, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

“Kami sudah ada MoU dengan pihak Kemenkumham. Karya mereka juga harus sesuai peraturan perundang-undangan, jadi tidak sekedar berkarya. Ini bertujuan melindungi karya dan produk hasil olah pikiran siswa dan tenaga kependidikan kami,” jelasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh