JOMBANG, FaktualNews.co – Penolakan jenazah pasien COVID-19 kembali terjadi di Jombang, Jawa Timur, Rabu (28/10/2020).
Kali ini, jenazah AS (60) yang merupakan warga keturunan Tionghoa asal Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, terpaksa harus berpindah lokasi makam, diduga gara-gara ditolak oleh yayasan kematian etnis tersebut.
Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi membenarkan perihal dugaan penolakan ini. Dia menuturkan, AS merupakan warga keturunan Tionghoa. Sebelum meninggal dunia, AS sempat mengeluhkan sakit panas dan gangguam sesak nafas. Dia lantas dirawat di RSUD Jombang selama satu minggu.
Sekitar empat hari lalu, dia dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani uji swab di rumah sakit setempat. Setelah dirawat beberapa hari, AS akhirnya meninggal dunia sekitar jam 10.00 Wib.
“Saya kurang jelas dia terpapar COVID-19 dengan penyakit penyerta atau tidak tapi hasil swabnya dia dinyatakan positif dan pagi tadi sekitar jam 10.00 wib, kami mendapat kabar yang bersangkutan meninggal dunia,” ujarnya.
Kata Erwin, sedianya AS akan dimakamkan di pemakaman Margo Langgeng, makam khusus untuk warga Tionghoa di kawasan Desa Denanyar. Namun, setelah beberapa saat, pihak keluarga mendapat konfirmasi bahwa tukang penggali makam menolak menggali liang lahatnya.
Pihak Pemerintah Desa Kepatihan pun sempat menawarkan kepada keluaga agar jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Kepatihan. Namun, pihak keluarga akhirnya memutuskan memakamkan jenazah AS di Pemakaman Pulo Sampurno.
“Awalnya yayasan tidak masalah ketika hendak dimakamkan disana, lalu kemudian keluarga mendapat kabar dari yayasan pihak penggali makam keberatan tidak mau menggali,” tutur Erwin.
Pemakaman itu kemudian baru dilakukan sekitar 5 jam setelah pasien meninggal dunia. Pemakaman berlangsung dengan protokol covid-19 oleh petugas dari Rumah Sakit.
Erwin mengaku cukup menyesalkan kejadian penolakan ini. Sebab, penolakan ini tidak hanya sekali saja, namun sudah menimpa warganya yang merupakan warga keturunan Tionghoa sebanyak dua kali.
“Saya sangat sesalkan, disana sudah dua warga saya dari etnis Tionghoa selalu ditolak, padahal ini yang memakamkan petugas dari rumah sakit, ini katanya tidak bisa disemayamkan, alasan tidak ada penggali. Padahal pemulasaraan ditangani pihak rumah sakit, penggali itu kan jenanzah belum ada, saya sesalkan dan prihatin sikap mereka,” pungkasnya.
Sementara, nampak dua orang pihak keluarga yang menghadiri pemakaman itu. Mereka nampak bersedih dan hanya melihat dari jarak jauh. Hanya saja, keluarga pasien ini enggan dimintai keterangan terkait penolakan itu.
“Mohon maaf, nggak usah saya nggak mau diwawancarai,” tukas salah satu keluarga pria.