Makna Tradisi Endhog-ndhogan, Peringatan Maulid Nabi di Banyuwangi

BANYUWANGI, FaktualNews.co – Maulid Nabi Muhammad SAW, warga Dusun Kunir, Desa Singojuru, Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar tradisi Endhog-ndhogan, Kamis (29/10/2020).

Meski digelar di tengah pandemi covid, warga tetap antusias dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Tradisi Endhog-ndhogan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut, sudah dilakukan masyarakat suku osing Banyuwangi sejak ratusan tahun lalu.

Tradisi Endhog-ndhogan di Banyuwangi dimulai antara tahun 1926 oleh Mbah Yai Abdullah Fakih dari Cemoro Songgon Banyuwangi.

Ribuan telur di hias dalam potongan bambu kecil dibungkus dengan kertas warna warni, hingga menyerupai bunga. Lalu ditancapkan di batang pohon pisang atau gedebog.

Telur-telur iru lalu di arak keliling kampung. Biasanya satu gedebog berisikan 80 telur.

“Tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu, jika tahun lalu banyak tamu dari luar kampung sebelah yang datang untuk ikut Maulid Nabi SAW di masjid kami,. Tapi sekarang tidak boleh, dan warga kampung Kunir yang datang pun harus mematuhi protokol kesehatan,” ungkap ketua panitia Maulid Nabi SAW, Moh Mahsun.

Menurutnya, di masa pandemi COVID-19, ider bumi atau arak-arakan pun tidak digelar dan hanya membaca salawat Nabi di masjid.

“Jika tahun lalu di arak keliling kampung dengan diiringi salawat. Tahun ini hanya salawat asrokolan saja di masjid, bentuk penghormatan kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW,” ungkap Mahsun.

Dijelaskannya, ada filosofi yang terkandung dalam tradisi endog-endogan ini. Telur sebagai simbol terdiri dari tiga lapis, yakni kulit, putih telur dan kuning telur.

Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim,

Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT.

“Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Sang Pencipta alam semesta,” pungkas Mahsun.