DAKHA, FaktualNews.co – Ratusan orang memukuli dan menghukum seorang pria yang diduga telah menodai kitab suci Alqurn di sebuah kota di Bangladesh, pada Kamis (29/10/2020).
Hari itu massa menangkap dua pria yang secara resmi telah ditahan atas tuduhan menginjak Alquran di masjid utama Burimari di distrik Lalmonirhat, lebih dari 300 kilometer (186 mil) barat laut ibukota, Dhaka.
“Mereka memukuli satu orang hingga tewas dan kemudian membakar tubuhnya,” kata kepala polisi distrik Abida Sultana kepada kantor berita AFP seperti dilansir Aljazeera, Jumat (30/10/2020).
Sultana mengatakan kedua pria itu mengatakan kepada imam di masjid itu bahwa pejuang garis keras mungkin menyimpan senjata ilegal di dalam gedung, kantor berita DPA melaporkan.
Kedua pria itu kemudian mencoba mencari senjata di rak tempat menyimpan Alquran dan Hadis (ucapan Nabi Muhammad), dengan cara yang menurut imam tidak menghormati kitab suci.
Percekcokan pun terjadi dan penduduk setempat kemudian mengurung kedua pria itu di sebuah ruangan.
Beberapa ratus orang kemudian bergegas ke tempat kejadian pada malam harinya dan membawa salah satu pria ke daerah terdekat di mana mereka kemudian memukulinya dan membakar tubuhnya, kata petugas tersebut.
Polisi menemukan mayat pria yang hangus itu, kata pejabat pemerintah daerah Abu Newaz Nishat.
Rekaman serangan itu menjadi viral di media sosial tak lama setelah insiden itu.
Korban berusia 35 tahun itu dilaporkan mengalami masalah psikologis setelah baru-baru ini kehilangan pekerjaannya sebagai pustakawan di sebuah perguruan tinggi di distrik tetangga Rangpur, kata Nishat.
Polisi tidak menemukan senjata apa pun di masjid. Sementara satu orang yang sebelumnya diamankan warga kemudian ditahan oleh polisi.
Desas-desus dan takhayul sering mengarah pada insiden kekerasan di Bangladesh. Lebih dari 50 orang tewas dalam pemukulan massa pada tahun 2019, menurut pengawas hak asasi manusia, Ain o Salish Kendra.
Insiden itu juga terjadi di tengah kemarahan yang memuncak di negara mayoritas Muslim itu atas dugaan komentar Islamofobia yang dibuat oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Puluhan ribu orang mengambil bagian dalam unjuk rasa anti-Prancis minggu ini di ibu kota Dhaka dan kota pelabuhan Chittagong, menyerukan boikot produk Prancis.