SURABAYA, FaktualNews.co – Para pengidap diabetes disarankan selalu memakai alas kaki untuk menghindari benda tajam yang dapat melukai kaki. Luka di kaki penderita diabetas bisa berakibat Gangrene Pedis, yaitu pembusukan di bagian kaki.
Demikian diungkapkan dr. Hanafi Sayogo, Sp.B dalam acara RSUD Jombang Menyapa, pada Kamis (22/10/2020).
“Selain itu, disarankan juga untuk selalu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci kaki dengan sabun, menjaga gula darah tetap stabil, dan mengurangi makanan berlemak,” kata Hanafi.
Gangrene Pedis, jelas Hanafi, merupakan pembusukan di bagian kaki atau tangan yang prosesnya terjadi bertahun-tahun dan banyak faktor yang mempengaruhi. Hal ini disebabkan oleh infeksi bakteri dan terjadi penyumbatan di pembuluh darah di daerah belakang lutut hingga kaki bagian bawah.
“Pembuluh darah tersebut yang mengalami endapan yang disebabkan oleh kolesterol dan lain-lain, sehingga menyebabkan pembuluh dan syaraf rusak disertai mati rasa terutama yang dirasakan oleh pasien diebetes. Pengobatan harus sempurna untuk menghindari tindakan amputasi oleh dokter, terang Hanafi lebih jauh.
Kata Hanafi, gangrene Pedis memiliki berbagai jenis, tapi yang sering dialami adalah gangrene kering dan basah.
“Gangrene kering memiliki tanda-tanda kulit bagian kaki menjadi kemerahan, kecoklatan, dan menghitam. Sedangkan gangren basah mengalami pembusukan dan bernanah serta dapat naik ke atas dan menyebar ke tungkai,” katanya.
Hanafi menjelaskan, gejala yang dialami oleh penderita gangrene di antaranya merasakan nyeri pada luka.
“Juga demam, perubahan warna kulit, muncul gelembung atau cairan nanah. Oleh sebab itu, jika pembusukan menyebar ke tungkai maka harus diamputasi,” Kamis (22/10/20).
Menurut Hanafi, penanganan awal dapat dilakukan di poli penyakit dalam untuk pengecekan gula darah, kemudian pemberian obat-obatan, injeksi insulin, dan pemberian antibiotik. Jika masih tahap awal kemungkinan untuk sembuh lebih tinggi.
“Namun jika sudah terlanjur menyebar ke seluruh bagian kaki, maka disarankan untuk amputasi dilanjutkan dengan rehabilitasi dan diberikan prostesis (kaki palsu)”, ungkap dr. Hanafi Sayogo, Sp.B.
Saat ini Poli Bedah RSUD Jombang memiliki 3 dokter spesialis bedah, diantaranya dr. Hanafi Sayogo, Sp.B, dr. I Kadek Wira Darmika, Sp.B, dan dr. Agoeng Soeprijadi Sp.B.
Ketiganya secara bergilir berpraktik di Poli Bedah dengan jam pelayanan setiap hari Senin–Kamis pukul 07.00 – 12.00 WIB dan Hari Jumat pada pukul 07.00-11.00 WIB.
Jika memiliki gejala Gangrene, berobat ke RSUD Jombang merupakan pilihan yang tepat. Mengapa? Karena RSUD Jombang telah memiliki ahli mikrobiologi dengan metode kultur bakteri sebagai terapi atau pengobatan terhadap infeksi secara akurat.