Hal itu disebabkan curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Mojokerto selama dua hari, sejak Sabtu (31/10/2020) dan Minggu (01/11/2020).
Kepala Dusun Jetak, Wajib, mengatakan, air menggenangi sawah warga itu akibat dari jebolnya tanggul sungai disekitar desa.
“Ada lahan petani itu sekitar 8 hektar ditambah tanah ganjaran seluas 2 hektaran. Kalau kerugiannya ditaksir mencapai Rp 5 jutaan,” katanya kepada Faktualnews.co, Senin (02/11/2020).
Selain lahan persawahan warga, jalan pemukiman warga pun sempat tergenang sejak hari sabtu.
“Yang paling parah tadi malam, bahkan banjir ada yang sampai lutut kaki. Baru surut tadi pagi. Sekarang sisa kotoran dan lumpur masih dibersihkan,” paparnya.
Kata Wajib, tak hanya di Desanya saja, di Desa Watesnegoro terjadi hal serupa. Bahkan ratusan hektare lahan pertanian yang siap penen.
“Barusan sore ini tadi saya kesana, kondisinya sedang dibersihkan. Disana lebih parah dari yang disini,” ujarnya.
Menurutnya, jebolnya tanggul disebabkan oleh sungai sadar yang berada di sisi utura Desa Jasem meluap.
“Sungai disini kan mengalir ke arah sungai sadar. Jika sungai sadar deras dan meluap, otomatis yang disini tidak bisa menapung derasnya aliran. Maka meluber keluar hingga tanggul jebol. Lalu terjadilah banjir di area persawahan ” ungkapnya.
Sejauh ini, pihaknya dan perangkat desa sudah melapor kejadian ini instansi terkait.
“Sudah saya laporkan, tadi dari dinas pengairan datang dan saya meminta bantuan sak untuk menahan derasnya air jika terjadi hujan lagi,” terangnya.
Pantauan FaktualNews.co, hingga sampai saat ini persawahan di Desa tersebut masih digenangi air hingga menutupi jalanan cor yang ada disekitar.