Kunjungi Museum Rasulullah Probolinggo, Arumi Bachsin Kagumi Perlengkapan Perang
PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Beratnya pakaian perang beserta perlengkapan lainnya seperti, tameng dan pedang, menjadi perhatian istri wakil Gubernur Jawa Timur, Arumi Bachsin, saat berkunjung ke Museum Rasulullah Kota Probolinggo.
Istri dari Wagub Emil Sulistyanto Dardak itu mengunjungi museum usai menghadiri acara Perluasan Gemar Makan Ikan di daerah stunting dan rawan pangan di Kantor Kecamatan Kanigaran, Selasa (3/11/2020) sekitar pukul 11.00
Di museum yang berlokasi di Jalan Suroyo itu, Arumi menyempatkan diri melihat seluruh artefak peninggalan Rasulullah dan para sahabat yang dipajang di museum tersebut.
Arumi, didampingi Aminah Hadi (istri Wali Kota Hadi Zainal Abidin) dan Tanti Subri, istri wakil wali kota.
Satu per satu, benda-benda bersejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW dan Sahabat disaksikan Arumi, didampingi seorang pemandu wisata atau Mu’arif.
Di antara artefak yang dikoleksi museum Rasulullah kiswah luar dan Ka’bah yang usianya ratusan tahun. Tak hanya itu batu meteorit bahan dinding Kakbah dan batu sijil asal dari neraka.
Mu’arif atau sang pemandu menjelaskan, kalau batu sijil tersebut dibawa burung Ababil untuk menyerang pasukan Abrahah (Pasukan Gajah)
“Batu sijil ini panasnya enam ribu kali panas di bumi. Dalam sejarahnya, Allah menjatuhkan batu ini melalui burung Ababil ke pasukan Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah,” katanya, kepada rombongan Arumi.
Rombongan kemudian melihat artefak peninggalan nabi Muhammad SAW di ruangan khusus koleksi yang dipajang. Di antaranya rambut dan janggut, darah Beckham, ekstrak keringat, terompah atau sandal dan cetak tapak kaki Rasulullah.
“Saya kagum seluruhnya. Semua barang peninggalan Rasulullah dan Sahabat, luar biasa. Bener sih ciptaan manusia, tapi atas petunjuk Allah,” ujar Arumi.
Ia mengaku, heran ketika mendengar baju perang pasukan zaman Othmani, berikut tameng dan pedangnya memiliki berat 90 Kg. Jika peralatan perang tersebut dipakai pasukan sekarang, dimungkinkan tak mampu karena dirasa terlalu berat.
“Hebat ya, pasukan dulu. Mereka bertempur dengan pakaian dan peralatan seberat itu. Kalau pasukan sekarang, saya rasa tidak mampu,” katanya sebelum meninggalkan museum.
Sekadar diketahui, benda peninggalan dan artefak yang dipamerkan, koleksi dan milik Profesor Abdul Manan Gembong.
Benda-benda yang dimaksud telah teruji kebenarannya dan bersertifikat Commission for Tourism and National Haritage Saudi Arabia.
Pengunjung yang datang dibatasi maksimal 40 orang per sesi. Dibuka mulai pukul 8.30 WIB dan ditutup pukul 20.30 WIB terdiri dari 9 sesi.
Keluar masuk ruang pameran diatur secara bergantian dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, demi menekan angka penyebaran virus corona.