Peristiwa

Empat PMI Ilegal Asal Situbondo Dideportasi dari Malaysia

SITUBONDO, FaktualNews.co-Sebanyak empat Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Situbondo, dideportasi dari Malaysia. Empat PMI ilegal tersebut telah dipulangkan sejak 26 Oktober 2020 lalu.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja (Disnakertran) Kaupaten Situbondo, Mohammad Zaini mengatakan, mereka yang dideportasi merupakan TKI yang tidak memiliki dokumen resmi atau ilegal.

“Nah, karena para PMI tersebut tidak mempunyai dokumen yang sah, sehingga mereka dideportasi dari Malaysia,” kata Muhammad Zaini, Rabu (4/11/2020).

Menurutnya, empat PMI yang dideportasi itu, berasal dari Desa Mimbo, Kecamatan Banyuputih, kemudian Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji. Desa Besuki, Kecamatan Besuki, dan Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan.

“Di sini (Situbondo, red) ada beberapa orang. Termasuk minggu kemarin ada empat orang dideportasi dari Malaysia. Kita belum akumulasi sepanjang 2020, tapi tidak terlalu banyak. Tapi ini di gelombang berikutnya ada lagi,” katanya.

Zaini menambahkan, empat orang tersebut yang masuk dalam deportasi gelombang ke IV itu saat tiba di Bandara, mengikuti pemeriksaan kesehatan.

Selain itu, begitu tiba di Situbondo juga masih transit di Sidomuncul 2, tempat karantina untuk mengikuti diobservasi.
“Kalau memang tidak (ada gejala, red) mereka ya dipulangkan,” urainya.

Zaini mengimbau agar hendaknya warga yang ingin bekerja di luar negeri sebaiknya mengikuti jalur resmi saja.

Ditanya perihal jumlah buruh imigran asal Situbondo, Zaini mengaku sebenarnya jumlah buruh migran asal Situbondo mengalami penurunan karena faktor Covid-19.

Rinciannya, pada tahun 2018 ada 49 orang, 2019 ada 67 orang, dan tahun 2020 yang berangkat sebelum era pandemi ada sembilan orang.

“Turunnya jumlah pekerja ini karena adanya pandemi Covid-19. Sehingga, banyak negara yang kemudian menutup sementara,” bebernya.

Zaini mengatakan, mayoritas PMI yang berusia di bawah 40 tahun itu bekerja di sektor non formal. Seperti las, rumah tangga.

“Adapun negara-negara tujuannya yakni, Taiwan, Hongkong, Malaysia, Bahrain, Arab Saudi, dan Korea Selatan,” pungkasnya.