FaktualNews.co

La Nina, BPBD Minta Masyarakat di 5 Kecamatan Mojokerto Waspada Banjir dan Longsor

Peristiwa     Dibaca : 1989 kali Penulis:
La Nina, BPBD Minta Masyarakat di 5 Kecamatan Mojokerto Waspada Banjir dan Longsor
FaktualNews.co/Muhammad Lutfi H/
Sawah di Dusun Jetak, Desa Jasem, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto terendam banjir.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, memprediksi akan muncul fonomena La Nina Moderat 40 persen lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

“Berdasarkan data dan informasi dari BMKG, curah hujan akan lebih deras untuk intensitasnya pada umumnya di wilayah Jawa Timur dan Mojokerto pada khususnya,” kata personel Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kabupaten Mojokerto, Anton, Kamis (5/11/2020).

Ia menjelaskan, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, curah hujannya deras disertai angin kencang. Oleh sebab itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada selama memasuki musim hujan ini.

“Pokoknya hati-hati dengan bencana Meteorologi sampai nanti bulan Februari 2021. Informasinya nanti kami share, akan ada update 3 hari sekali. Untuk sementara ini diperkirakan akan terjadi hujan lebat sampai tanggal 8 November 2020,” tegasnya.

Anton pun mengungkapkan, ada 5 Kecamatan yang rawan banjir dan longsor (Bansor) di Kabupaten Mojokerto. Yakni , Pacet, Jatirejo, Trawas, Gondang, dan Kunjorowesi.

Kecamatan Gondang, meliputi Desa Begaganlimo, Dilem, Gumeng, Jatihdukuh, Kalikatir, Ngembat, dan Wonoploso.

Kecamatan Jatirejo, meliputi Desa Bleberan, Jatirejo, Jembul, Lebak Jabung, Manting, Rejosari, Sumberjati, dan Tawangrejo.

Kecamatan Ngoro, meliputi Desa Kunjurowesi dan Manduromangungajah.

Kecamatan Pacet, meliputi Desa Kemiri, Kasimantengah, Pacet, Padusan, Sajen, dan Wiyu.

Dan Kecamatan Trawas, Kedungudi, Kesiman, Ketapanrame, Seloliman, dan Trawas.

Sedangkan, untuk yang banjir itu tetap di sejumlah wilayah langganan, meliputi Kecamatan Ngoro, Mojoanyar, Dawarblandong.

“Dawarblandong itu ada dua desa, Pulorejo dan Simongagrok. Kalau di Desa Banyulegi kemungkinan sudah tidak lagi, karena sungainya sudah dinormalisasi,” bebernya.

Peta kerawanan bencana alam di Mojokerto. (BPBD)

Masih kata Anton, Pihaknya telah melakukan tindakan pencegahan melalui pemasangan alat Early Warning System (EWS) di beberapa titik tersebut.

“Jadi sebelum ada pergerakan air dari bawah mau meluap kita sudah bisa memantau,” katanya.

Sementara, Kabid kedaruratan dan logistik BPBD kabupaten Mojokerto, Joko Supangkat menambahkan, selam ini di Wilayah Dawarblandong terjadi banjir karena imbas dari tidak adanya normalisasi sejak zaman belanda .

“Upaya yang dilakuakan adalah normalisasi diawal tahun ini 2020, pakai bego,” tandasnya.

Kemudian, BPBD Kabupaten Mojokerto akan melakukan penghijauan bekerjasama dengan Perhutani di daerah Dilem dan Kalikatir.

“Kami Akan menanam rumput vetiver. Mungkin akhir Bulan November,” ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat juga harus aktif dalam memantau kondisi seperti ini.

“Peran aktif masyarakat dibutuhkan dalam menanggulangi bencana, seperti menjaga alam dan llingkungan sekitar,” imbuhnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul