JOMBANG, FaktualNews.co-Sejumlah wilayah kecamatan di Jombang, Jawa Timur, diprediksi rawan bencana alam. Selain, banjir beberapa titik juga diwaspadai sebagai daerah rawan longsor.
Prediksi ini menyusul adanya rilis dari BMKG (Badan Meterorologi, Klematologi dan Geofisika) tentang fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik.
Kepala Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang, Gunadi menjelaskan, saat ini pihaknya sudah memetakan titik-titik kawasan rawan bencana tersebut. Di antaranya merupakan daerah menjadi langganan banjir dan pernah terjadi longsor.
Gunadi membeber, ada sekitar enam Kecamatan yang masuk dalam daftar pemetaan. Selain Wonosalam, adapula Kecamatan Bareng, Mojoagung, Sumobito, Kesamben serta Kecamatan Ploso.
“Di Desa Galengdowo ini rawan banjir bandang di sana. Tahun 2006 pernah banjir bandang. Maka dari itu, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Jombang, untuk selalu siap siaga,” ujarnya, Kamis (12/11/2020).
Gunadi juga mengungkapkan fenomena La Nina ini memiliki potensi besar terhadap banjir dan tanah longsor. Karena akan menyebabkan anomali cuaca seperti peningkatan curah hujan tinggi.
Namun demikian, kata Gunadi, puncak musim hujan tahun ini diprediksikan akan mundur dari sebelummya. Jika tahu sebelummya puncak musim hujan terjadi pada bulan November, namun tahun ini akan mundur sekitar dua bulan, tepatnya awal tahun depan.
“Terutama juga kepada masyarakat. La Nina ini artinya basah. Jadi cuaca basah, tapi kenyataannya, di bulan November (2020), masih jarang hujan, ada hujan tapi kecil. Dimungkinkan puncak musim penghujan ini di bulan Januari, Februari (2021),” papar Gunadi.
BPBD Jombang juga bekerja sama dengan BPBD Provinsi Jawa Timur,
untuk memasang rambu-rambu peringatan dini akan adanya bencana berupa EWS (Early Warning System) dibeberapa titik. Mulai dari di kawasan Mojoagung dan Sungai Marmoyo.
“Tapi ini masih dalam proses, rencananya titik-titik itu yang akan kami pasang, kita juga bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk normalisasi sungai agar tidak terjadi luapan air sungai seperti tahun-tahun yang lalu.
Mudah-mudahan tahun ini akan berkurang lagi,” pungkasnya.