SITUBONDO, FaktualNews.co-Rapid test terhadap 96 guru, staf TU dan pesuruh SMA Negeri 2 (SMADA) Situbondo oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Situbondo, memunculkan hasil seorang guru dinyatakan reaktif.
Guna mengantisipasi penyebaran Covid-19, guru tersebut langsung menjalani tes swab oleh petugas Dinkes.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro mengatakan, pihaknya bersyukur hanya satu orang yang dinyatakan reaktif. Sebab, yang menjani rapid test sebanyak 96 orang.
“Sisanya nonreaktif, sehingga tidak dites swab. Yang reaktif merupakan guru, dan langsung diambil tindakan swab,” katanya.
Dadang menerangkan, kontak erat di luar lingkungan SMADA terhadap guru reaktif itu, sudah dilakukan stressing oleh petugas kesehatan.
Dia mengatakan, jika hasil swabnya positif, maka orang-orang yang pernah kontak langsung, akan diambil tindakan rapid atau swab.
“Kita masih menunggu hasil swabnya. Tetapi, dengan hanya satu reaktif, penularan virus tidak meluas di SMAN 2 Situbondo. Ini cukup melegakan karena masih aman,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian itu.
Rapid test dilakukan di SMAN 2 Situbondo karena sebelumnya ada guru terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, lembaga pendidikan yang ada di Jalan Anggrek itu, dilockdown. Dua pekan lalu, SMADA sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim wilayah Bondowoso-Situbondo, Sugiyono Eksantoso mengatakan, dua pekan ke depan, pembelajaran tatap muka di SMADA akan dievaluasi.
Jika selama dua minggu pasien positif sudah sembuh, kemungkinan akan kembali dilaksanakan pembelajaran langsung.
Menurutnya, selain SMADA, ada juga sekolah lain menghentikan pembelajaran tatap muka. Yaitu SMAN 1 Panarukan. Di sekolah ini, ada satu guru positif Covid-19.
“Jika ada siswa atau guru terpapar, pasti langsung diambil kebijakan lockdwon,” terangnya.
Sugiyono menambahkan, ini untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lembaga pendidikan. Sedangkan untuk sekolah yang nihil kasus, pembelajaran langsung tetap dilaksanakan.
“Pembelajaran tatap muka menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,” pungkasnya.