NGANJUK, FaktualNews.co–Memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56, Ikatan Dokter Indonesia (ID) Cabang Kabupaten Nganjuk menggelar webinar, Rabu (18/11/2020). Webinar bertema ‘Dampak Penggunaan Smartphone pada Anak di Era Pandemi Covid-19’ ini diikuti puluhan orang, terutama tenaga kesehatan dan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Kegiatan dilaksanakan secara virtual karena masih pandemi Covid-19 sehingga harus menghindari kerumunan massa. Selain itu, langkah ini juga bagian dari upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan membatasi orang berkumpul.
“Pada HKN kali ini, kami dari IDI Cabang Nganjuk bersama PKK Kabupaten Nganjuk melaksanakan webinar berharap kita bersama-sama bisa menjaga diri, keluarga dan masyarakat untuk menyelamatkan bangsa ini.
Memasuki bulan yang kesekian, mungkin sekitar 6 bulan lebih masa pandemi ini kita lewati. Maka dilaksanakan pembatasan sosial, penerapatn phisycal distancing, maka hal itu menyebabkan semua kegiatan dilaksanakan secara virtual termasuk kegiatan sekolah,” ujar dr Arif Subianto, Ketua IDI Cabang Nganjuk saat sambutan.
Menurutnya, penggunaan gadget karena sudah serba virtual tidak terlepas dari dampak negatif. Terutama bagi anak yang juga tidak terlepas dari kewajiban menggunakan gadget di masa pandemi karena kegiatan belajar tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka.
Kondisi ini harus dipahami oleh orang tua supaya anak tidak sampai terjebak pada penggunaan gadget.
“Semua kegiatan dilaksanakan melalui gadget. Banyak hal yang tidak kita ketahui tentang kelebihan dan kekurangan penggunaan gadget. Sehingga perlu mendapat pengetahuan tentang dampak penggunaan gadget terhadap anak melalui webinar ini. Semoga kita bisa lebih berhati-hati memberikan kebebasan kepada anak untuk penggunaan gadget,” jelas dr Arif.
Adapun pemateri dalam webinar ini yaitu Yuni Rahma Hidayat, Ketua TP PKK Kabupaten Nganjuk, dokter spesialis anak dr Yeni Kusumawati, dan dokter spesialis THT dr Leny Buana.
Saat memaparkan materinya, Yeni Kusumawati menyampaikan, orang tua memiliki peran penting dalam menghindari anak ketergantungan terhadap gawai. Ia kemudian menyebutkan beberapa hal yang harus dilakukan orang tua.
Di antaranya, orang tua harus menghindari penggunaan gawai pada anak dibawah usia 2 tahun kecuali bentuk video chatting. Apabila mengenalkan gawai pada anak usia 18-24 bulan harus memilih hanya program yang berkualitas, mengajak anak interaksi, serta tidak boleh membiarkan anak menggunakan gawai sendirian.
Sementara untuk anak yang usia 2 sampai 5 tahun harus dibatasi penggunaan gawai tidak lebih dari 1 jam sehari. Hanya memberikan konten yang berkualitas serta anak diajak berinteraksi. Dilarang melihat konten kekerasan.
“Kesimpulannya diperlukan kebijakan waktu yang tepat dalam pengenalan media untuk anak-anak. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) telah mengeluarkan rekomendasi ‘screen time’ untuk anak. Peran lingkungan keluarga sangat mempengaruhi keberhasilan dalam intervensi anak-anak dengan masalah perkembangan karena screen time,” ungkap dr Yeni Kusumawati.