PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Dalam rangka pelestarian dan pengelolaan keragaman budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo menghelat Gelar Seni Pelajar pada Jumat (20/11/2020).
Pagelaran yang mengusung tema Gelar Seni Pelajar New Normal 2020 digelar di Puri Menggala Bhakti, kantor Wali Kota Probolinggo diselenggarakan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Tidak ada penonton dari luar dalam kegiatan seni dan budaya tersebut. Pengunjung dibatasi hanya kru peserta dan tekhnisi acara serta beberapa
wartawan dan fotografer serta videografer Pemkot.
Pagelaran seni yang diisi dari siswa-siswi SD dan SMP itu juga disiarkan secara langsung melalui facebook, instagram dan youtube.
Grup seni yang mengisi acara tersebut diantaranya, SDN Kademangan 4, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri5, SMP Negeri 7 dan SMP Negeri 8 serta SMP Taman Dewasa.
Di ajang unjuk kebolehan itu, para pelajar menampilkan musik dan berbagai tari tradisi. Misalnya, tari remo yang dibawakan siswa SDN Kademanagan 4, Tari Glipang asli Probolinggo yang dibawakan pelajar Taman Dewasa. SMP Negeri 3 mementaskan ludruk yang berjudul Dukun Aspal.
Sementara kelompok music tradisi Linggo Swara, membawakan lagu Kartonyono Medot Janji, Cing Kuncung Kunce karya dari Hera Kartika dan Alfan Junaidi dan Say Khona.
Selain pelajar, acara juga dimeriahkan penampilan bintang tamu seni tradisi Hyang Ulun dari Surabaya.
Acara tersbut, menurut kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat Muhamad Maskur, sebagai upaya pemkot melalui Disdikbud untuk pelestarian dan pengelolaan keragaman budaya, khususnya pembinaaan sejarah dan seni tradisi
“Tujuannya, memberi ruang ekspresi, menyalurkan minat dan bakat untuk pelajar SD dan SMP. Kami batasi penontonnya dan memperketat protokol kesehatan. Acara ini juga disiarkan live di medsos,” ujar M Maskur.
Sementara itu, Kasi Sejarah dan Tradisi pada Disdikbud setempat Novie Bayu Wardhani mengatakan, trak hanya pengunjung atau penonton yang wajib menjalankan protocol kesehatan (Prokes).
Peserta juga harus menggunakan masker, menjaga jarak, bahkan ada yang menggunakan Face Shield. “Memang prokes kami perketat,” ujarnya.
Tujuan diadakan acara tersebut, lanjut Novie, untuk memberi ruang kreasi
kepada pelajar agar bakat seninya tersalurkan. Ditambahkan, meski siswa belajar secara daring di rumah, namun berkesenian dan kegiatan lain tidak boleh berhentai.
“Itu harapan kami. Tapi kami tidak memaksa. Sekolah yang mau ikut, monggo,” katanya.