FaktualNews.co

Tentang Sri Rama dalam Kisah Ramayana, Apakah Tokoh Sejarah yang Nyata?

Sosial Budaya     Dibaca : 5880 kali Penulis:
Tentang Sri Rama dalam Kisah Ramayana, Apakah Tokoh Sejarah yang Nyata?
FaktualNews.co/Istimewa
Gambar figur Sri Rama yang populer.

SURABAYA, FaktualNews.co – Sri Rama, salah satu tokoh utama dari teks Hindu Ramayana yang dihormati di India dan seluruh dunia. Banyak sejarawan meragukan bahwa Rama adalah orang yang sebenarnya, namun, banyak umat Hindu percaya bahwa dia adalah tokoh sejarah yang nyata.

Masyarakat yang mempercayai Rama sebagai figur nyata berpendapat bahwa ada cukup bukti tidak langsung untuk menunjukkan bahwa legenda tentang Rama, meskipun ditulis dengan cara yang fantastis, sangat mungkin didasarkan pada kisah nyata.

Tidak semua legenda kuno murni mitos

Penemuan arkeologi dan sejarah baru-baru ini menunjukkan bahwa teks-teks tertentu yang sebelumnya dianggap tidak dapat diandalkan oleh beberapa ahli memiliki dasar sejarah yang nyata.

Contoh dari teks-teks ini adalah Iliad, yang secara akurat menggambarkan aspek geografi wilayah sekitar kota kuno Troy selama Zaman Perunggu Akhir atau Zaman Besi Awal. Teks-teks agama seperti Alkitab juga sedang dievaluasi ulang karena mengandung deskripsi yang akurat secara historis tentang lokal, adat istiadat, dan tokoh sejarah yang ada pada saat itu.

Kisah Sri Rama

Di Ramayana, Rama lahir ketika Dewa Wisnu muncul di hadapan ayahnya Dasharatha, raja Koshala, setelah Dewa mengirim Wisnu ke dunia untuk menemukan cara mengalahkan raja iblis, Rahwana.

Wisnu memberi raja sepanci nektar. Dasharatha memberikan setengahnya kepada istrinya. Ketika dia hamil setelah meminum nektar, anak yang dia lahirkan sebagian adalah dewa.

Saudara laki-laki Rama Laksmana dan pelayannya yang setia, Hanuman, melakukan sejumlah petualangan, untuk membunuh si setan. Akhirnya, Rama bertemu dengan raja Janaka dari Videha yang menerimanya sebagai tamu.

Sementara di sana, Rama bertemu dengan putri cantik raja, Sita (Shinta), yang berjanji akan menikahi pria mana pun yang bisa menekuk busur legendaris yang dulunya milik dewa Siwa. Rama, yang jatuh cinta dengan Sita dan bertekad untuk memenangkan sayembara dan menikai Sita. Dia pun mengambil busur dan mematahkannya menjadi dua.

Ketika tiba saatnya bagi Rama untuk naik tahta sebagai raja di Ayodhya, ibu kota kerajaan Koshala, dia menemui masalah. Manthara, pelayan bungkuk dari ibu almarhum Rama, menjadi cemburu padanya dan membuat ibu tirinya, Kaikeyi, menentangnya.

Kaikeyi meyakinkan Raja Dasharatha untuk menempatkan Bharata, putranya, di atas takhta dan Rama dikirim ke pengasingan selama empat belas tahun.

Pada akhir empat belas tahun, Bharata, yang percaya bahwa tidak adil apa yang terjadi pada Rama, dengan rela turun tahta dan mengizinkan Rama naik takhta. Setelah ini Rama akhirnya membunuh raja iblis Rahwana, penguasa Lanka, karena telah menculik istri Rama, Shinta.

rama

Kisah Rama diukir menjadi batu sebagai karya seni relief abad ke-8 di kuil Siwa terbesar di Gua Ellora. (ancient-origins.net)

Banyak tempat dalam kisah Ramayana yang terbukti ada

Rama dianggap sebagai teladan kesucian karena pengabdian dan kesetiaannya kepada istrinya Sita. Dia adalah dewa yang terkait dengan kebajikan dalam agama Hindu. Ada beberapa kuil terkenal yang didedikasikan untuknya di seluruh India dan setidaknya tiga puluh lokasi yang terkait dengan Rama di Sri Lanka.

Banyak tempat yang disebutkan dalam Ramayana yang terkait dengan atau dikunjungi oleh Rama yang diketahui ada, seperti Ayodhya. Karena itu, juga karena pengaruh luas dan mendalam yang dimiliki Rama terhadap pemikiran Hindu dan Budha di India, telah meyakinkan banyak orang bahwa Rama, -setidaknya sebagian- didasarkan pada tokoh sejarah.

Apakah Rama adalah tokoh sejarah yang nyata?

Mungkinkah Rama adalah tokoh sejarah atau paling tidak berdasarkan tokoh sejarah? Kebanyakan sejarawan meragukan bahwa ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa dia ada.

Benar bahwa tidak banyak bukti langsung keberadaan Rama kecuali Ramayana itu sendiri, dan teks-teks kuno lain yang merujuk padanya. Namun ini tidak berarti dia tidak ada, karena kita juga hanya memiliki bukti tekstual tentang keberadaan tokoh-tokoh seperti Socrates, Yesus, dan Konfusius, dan keberadaan mereka tidak diragukan oleh sebagian besar sejarawan.

Namun ada satu masalah dengan perbandingan ini. Tokoh agama seperti Yesus, Muhammad, dan Siddhartha Gautama (Buddha atau “Yang Tercerahkan”) semuanya terutama guru. Yesus tentu saja dianggap lebih dari sekedar guru moral dalam tradisi Kristen, tetapi dalam istilah sejarah praktis, dia adalah seorang guru.

Guru moral dan agama biasanya tidak memiliki nama yang tertulis di koin atau monumen, setidaknya sampai agama mereka menjadi agama negara dari suatu kerajaan atau pemerintahan besar lainnya, dan biasanya diingat sebagian besar melalui tulisan murid-murid mereka.

Rama di sisi lain adalah seorang raja yang akan membuat prasasti monumental yang akan menampilkan namanya atau semacam simbol atau gambar yang mewakilinya. Mungkin saja Rama sebenarnya adalah seorang kepala suku prasejarah yang hidup sebelum arsitektur monumental menjadi umum di India, tetapi untuk sekarang ini hanya spekulasi.

Kurangnya monumen dan koin yang merujuk pada Rama tidak serta-merta membuatnya menjadi mitos sepenuhnya. Ini hanya membuatnya lebih menantang untuk menjelaskan kurangnya struktur monumental atau koin yang menyandang namanya jika dia adalah raja yang penting. Mungkin juga para arkeolog belum menemukan prasasti semacam itu.

Dalam kasus Alkitab, banyak ahli meragukan kesejarahan Raja Daud sampai ditemukan prasasti Tel Dan yang merujuk pada dinasti Raja Daud yang menunjukkan bahwa Daud setidaknya pernah ada sebagai raja atau kepala suku Israel.

Selain itu, banyak lokasi yang disebutkan dalam Ramayana telah ditemukan seperti situs-situs Bibel seperti Jericho dan situs Klasik seperti kota Troy.

Keberadaan tempat-tempat yang dikunjungi oleh Rama dalam Ramayana tidak serta merta membuktikan bahwa Rama adalah historis atau berdasarkan pada tokoh sejarah, tetapi hal tersebut memberikan kepercayaan pada gagasan tersebut karena teks-teks kuno lainnya telah secara historis divalidasi dengan cara yang sama. Untuk saat ini, buktinya tidak meyakinkan.

 

Artikel ini diterjemahkan dari tulisan Caleb Storm di laman Ancient Origins dengan judul semula: Was Rama Based on a Real Historical Figure?

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
Ancient Origins