SURABAYA, FaktualNews.co – Norovirus menginfeksi sedikitnya 50 anak di sebuah taman kanak-kanak di Zigong, Provinsi Sichuan di China Barat Daya pada Rabu (25/11/2020) lalu. Serangan itu menambah serangkaian wabah norovirus di sekitar China dalam beberapa bulan terakhir.
Departemen kesehatan distrik Yantan menerima laporan tentang anak-anak taman kanak-kanak yang muntah, dan memastikan wabah itu sebagai noravirus pada hari Kamis.
“Setelah penyelidikan epidemiologi dan tes asam nukleat, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) memastikan bahwa muntah itu disebabkan oleh infeksi norovirus. Semua anak dalam kondisi stabil dan menerima perawatan di rumah sakit dengan gejala ringan,” kata departemen kesehatan dalam sebuah pengumuman, dilansir Global Times, Kamis (26/11/2020).
Kasus muntah paling awal dilaporkan pada Rabu pagi, diikuti oleh siswa lainnya pada sore hari. Sepulang sekolah, orang tua siswa terus melaporkan kasus muntah dan diare ke guru TK.
Pada Kamis pagi, sebagian besar anak yang terinfeksi dikirim ke rumah sakit untuk perawatan infus. Staf di CDC distrik sedang mengambil sampel anak-anak dan bertanya tentang perjalanan penyakitnya, The Paper melaporkan.
Perawatan lanjutan dan penelusuran penyebab akan dirilis setelah penyelidikan medis, Zigong CDC mengatakan kepada Global Times pada Kamis (26/11/2020).
Sebagai penyebab gastroenteritis virus akut nomor 1, norovirus menginfeksi 685 juta orang di seluruh dunia setiap tahun, dan semakin muncul sebagai masalah kesehatan masyarakat di Cina.
Dilansir Global Times, pada 13 November, sebuah sekolah menengah di Provinsi Fujian, Tiongkok Timur dilanda wabah norovirus, yang menyebabkan penangguhan sekolah, dengan lebih dari 30 siswa terinfeksi.
Pada tanggal 29 Oktober, sejumlah anak taman kanak-kanak di Provinsi Liaoning, China Timur Laut terinfeksi, yang menyebabkan taman kanak-kanak tersebut ditutup sementara. Awal bulan itu, wabah serupa terjadi di sebuah universitas di Provinsi Shanxi, China Utara, yang membuat layanan kesehatan universitas kewalahan.
Tidak ada vaksin norovirus di pasaran. Pada Februari 2019, otoritas China menyetujui uji klinis untuk vaksin tetravalen pertama di dunia melawan virus. Vaksin tersebut, setelah empat tahun pengembangan, secara teoritis dapat mencegah 80 hingga 90 persen infeksi norovirus, lapor Kantor Berita Xinhua.